Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis total aset perseroan akan melampaui Rp500 triliun pada akhir 2025. Proyeksi aset BTN ini didukung oleh pertumbuhan aset yang mencapai Rp469,61 triliun hingga akhir 2024, meningkat 7% dari Rp438,75 triliun pada 2023.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk melampaui layanan pembiayaan perumahan (going beyond mortgage) dengan solusi perbankan yang lebih komprehensif.
“Optimisme ini diperkuat oleh dukungan pemerintah dalam menyediakan hunian yang layak dan terjangkau melalui Program Tiga Juta Rumah,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).
Pertumbuhan Kredit dan DPK Jadi Motor Penggerak
BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 7,3% secara tahunan (yoy) pada 2024, dengan total penyaluran mencapai Rp357,97 triliun.
Segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi kontributor utama, dengan KPR Subsidi mencapai Rp173,84 triliun (naik 7,5% yoy) dan KPR Non-Subsidi tumbuh 10,2% menjadi Rp105,95 triliun.
Selain itu, segmen kredit dengan margin tinggi (high-yield loans), seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), juga tumbuh 13,9% yoy menjadi Rp16,4 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh kerja sama dengan institusi keuangan non-bank, optimalisasi layanan payroll, serta strategi cross-selling ke nasabah institusi utama.
BTN juga menjaga kualitas kredit dengan menerapkan manajemen risiko ketat. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross berada di level 3,16% dan diproyeksikan turun di bawah 3% pada 2025.