Jakarta – Per akhir 2024, Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) berhasil menyalurkan pinjaman senilai Rp 12,1 triliun, meningkat 6,2% dibandingkan jumlah yang disalurkan pada satu tahun sebelumnya.
Rinciannya, penyaluran pinjaman 61,2% atau Rp 7,4 triliun diberikan langsung maupun tidak langsung diberikan kepada pelaku UMKM, sedangkan 38,8% sisanya atau sekitar Rp 4,7 triliun kredit disalurkan kepada nasabah non-UMKM.
Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra menjelaskan, angka pertumbuhan kredit industri perbankan tahun 2024 menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit UMKM relatif sangat terbatas dibandingkan pertumbuhan kredit non-UMKM yang tumbuh hampir 4 kali lebih tinggi.
“Lebih dari 90% pertumbuhan kredit perbankan tahun 2024 berasal dari penyaluran kredit ke non-UMKM. Pun demikian, Bank Sampoerna tetap berkomitmen terhadap UMKM. Kami berterima kasih kepada para mitra, termasuk perusahaan fintech, multifinance, dan koperasi atas komitmen serta sinergi dan kolaborasi dalam memberdayakan UMKM sebagai pilar perekonomian Indonesia melalui pemanfaatan ekosistem digital,” jelas Henky dalam keterangan tertulis, Rabu (9/4/2025).
Fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik ditunjukkan dengan peningkatan penyaluran kredit yang disertai juga dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Akumulasi DPK per akhir 2024 mencapai Rp 13,3 triliun, meningkat 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya per Desember 2023 sebesar Rp 12,8 triliun.
“Pertumbuhan kredit dan DPK yang berjalan seimbang mendukung pengelolaan likuiditas yang sehat. Kondisi likuiditas per akhir Desember 2024 sebagaimana ditunjukkan dengan rasio pinjaman terhadap DPK (Loan-to-Deposit Ratio/LDR) berada pada tingkat 90,8%. Kondisi ini kami pandang cukup ideal dalam menyeimbangkan likuiditas dan efisiensi,” ungkap Henky.
Bank Sampoerna membukukan laba bersih senilai Rp 15 miliar di tahun 2024 dengan fundamental keuangan yang kuat untuk dapat terus berkembang.