Jakarta – Bank Sentral Eropa (ECB) kembali menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini. Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa sejumlah dampak signifikan bagi ekonomi dan pasar keuangan di zona euro.
Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa dari 3,75% menjadi 3,5%.Pemangkasan ini diumumkan pada kamis waktu setempat. Keputusan memangkas suku bunga dilakukan di tengah peringatan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut akan lebih lemah dari perkiraan.
Dikutip dari theguardian, Jumat (13/9/2024), dengan suku bunga simpanan yang lebih rendah, biaya pinjaman bagi bank akan ikut turun, yang diharapkan dapat mendorong aktivitas kredit kepada bisnis dan konsumen.
Namun, sejumlah ekonom menyoroti risiko bahwa pemulihan ekonomi mungkin tetap lambat, meskipun suku bunga telah dipangkas.
Inflasi di zona euro saat ini telah turun menjadi 2,2% pada Agustus, turun dari 2,6% pada bulan Juli dan mendekati target ECB sebesar 2%.
Namun, tekanan inflasi yang lebih rendah ini justru memunculkan kekhawatiran tentang potensi stagnasi ekonomi di masa mendatang, terutama karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan akan melambat.
Bank Sentral Eropa kini memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan mencapai 0,8%, lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 0,9%.
Penurunan suku bunga juga berdampak langsung pada nilai tukar euro. Untuk 2025, ekspektasi pertumbuhan dipangkas dari 1,4% menjadi 1,3%, dan dari 1,6% menjadi 1,5% pada 2026.