Jakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024. Bank Indonesia kini mematok suku bunga acuan di angka 6 persen.
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi, menilai penurunan Bi-rate tersebut akan memberikan angin segar bagi dunia perbankan. Lantaran, biaya pinjaman bagi perusahaan dan individu menjadi lebih murah.
Harapannya sih gitu ya, karena kan memang BI-rate pasti biaya untuk kreditnya lebih murah. Itu harapannya kita sih, pasti akan jadi lebih kencang sih, kata Tiwi, dalam Konferensi Pers HUT Bank Raya yang ke-35, di Menara BRILian, Jakarta, Jumat (27/9/2024).
Untuk Bank Raya sendiri, perempuan yang akrab disapa Tiwi ini mengatakan, pihaknya berharap penurunan BI-rate bisa menggenjot penyaluran kredit kepada masyarakat, utamanya ke UMKM lebih masif lagi.
Pertumbuhan Kredit Digital
Bank Raya optimis, pertumbuhan kredit digital hingga akhir tahun bisa double digit dikisaran 80 persen. Adapun Tiwi mencatat penyaluran kredit hingga semester I-2024 tumbuh 81 persen. Penyaluran dana pinjamannya telah mencapai Rp8 triliun.
Kalau targetnya kita kan memang tadi kan digital loan itu tumbuhnya kan di 80 persen ya. Kita harapannya sampai akhir tahun masih tetap tumbuhnya double digit untuk Raya, untuk digital loan, ujarnya.
Sementara, untuk target total kredit hingga akhir tahun 2024 Bank Raya membidik bisa tumbuh positif di single digit. Namun, Tiwi tidak menyebutkan secara pasti berapa angkanya.
Untuk totalnya loannya kita akan jaga masih tetap tumbuh positif lah, single digit sih. Kan saat ini sebenarnya per Juni itu kan memang di 12 persen gitu. Ya sampai akhir tahun bisa lah single digit sih. Karena tapi memang tetap drivernya tetap di digital loan ya, yang akan tumbuh double digit, pungkasnya.