Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi layanan perbankan digital (digital banking) di Indonesia pada Oktober 2024 menembus 1.960,8 juta transaksi atau tumbuh 37,1 persen year on year (yoy).
Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Oktober 2024 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil RDG November 2024, Rabu (20/11/2024).
Dari rinciannya, transaksi Bank Indonesia-RTGS pada Oktober 2024 meningkat 21,13 persen (yoy) dengan nominal transaksi sebesar Rp16.682,58 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST pada bulan Oktober 2024 tumbuh 59,3 persen (yoy) mencapai 339 juta transaksi.
Kemudian, untuk transaksi digital banking pada bulan yang sama tercatat 1.960,8 juta transaksi atau tumbuh sebesar 37,1 persen (yoy), sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 27,0 persen (yoy) mencapai 1.365,4 juta transaksi. Sementara, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D pada Oktober 2024 turun 11,4 persen (yoy) menjadi 558,8 juta transaksi.
Transaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi. Di sisi lain, transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 183,9 persen (yoy), dengan jumlah pengguna sampai dengan Oktober 2024 mencapai 54,1 juta dengan jumlah merchant 34,7 juta. Lebih lanjut, dari pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 11,8 persen (yoy) menjadi Rp 1.070,6 triliun pada akhir Oktober 2024.
Perry juga menyampaikan, stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga, ditopang oleh struktur industri yang sehat dan infrastruktur yang stabil. Dari sisi infrastruktur, kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) tetap terjaga stabil.
Dari sisi struktur industri, interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) terus meningkat. Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) juga meningkat sejalan adopsi SNAP yang meluas untuk berbagai jenis penggunaan.
Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan pemenuhan kebutuhan Natal dan Tahun Baru (Nataru), pungkasnya.