Jakarta Akses terhadap layanan keuangan menjadi salah satu kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah digitalisasi berkembang pesat. Di Indonesia sendiri, di mana beragam tantangan ekonomi masih dihadapi, keberadaan layanan perbankan yang inklusif sangatlah penting.
Melihat hal itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk lewat AgenBRILink membuktikan peran sebagai agen pembangunan, khususnya dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang inklusif di seluruh Indonesia. Lewat jaringan AgenBRILink, BRI berupaya menjangkau lapisan masyarakat yang tidak tersentuh layanan perbankan.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan bahwa keberadaan AgenBRILink tidak hanya membuka dan mendekatkan akses keuangan semata, namun menciptakan sharing economy bagi masyarakat.
“Kenapa? Karena begitu orang bayar fee transaksi Rp5.000, Rp2.000 setor ke bank, Rp3.000 untuk agen, tapi apakah mereka terima Rp3.000? Belum tentu karena rata-rata banyak yang bayar uangnya pecahannya Rp10.000 atau Rp20.000 kembali Rp5.000 atau Rp15.000 biasanya tidak di ambil, ungkapnya.
Karena fee tersebut masih lebih murah dibandingkan apabila harus pergi ke bank yang jaraknya cukup jauh,” jelas Sunarso.
Dirinya pun menyebut, jumlah desa di Indonesia setidaknya ada 75 ribu, dengan jumlah agen yang mencapai 1 juta dan tersebar di 62 ribu desa.
“Artinya satu desa sudah ada beberapa AgenBRILink dan menjangkau lebih dari 80% wilayah Indonesia, sebut Sunarso.