Jakarta Merayakan Hari Ulang Tahun ke-129 tahun, BRI terus menunjukkan peran aktifnya dalam berbagai sektor, termasuk dalam aspek sosial dan lingkungan. Sebagai payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BRI Peduli menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan yaitu Jaga Sungai Jaga Kehidupan.
Program ini telah dilaksanakan sejak 2020 dan telah merevitalisasi lebih dari 100 sungai di berbagai daerah di Indonesia. Secara rutin, sungai-sungai dibersihkan melalui pemberdayaan masyarat berbasis padat karya. Dalam program ini juga dilakukan pembenahan infrastruktur di sekitar sungai.
Baca Juga
-
Upaya Lembaga Keuangan Inklusi Kendalikan Pencemaran Udara di Jakarta Melalui Pelatihan Teknisi Uji Emisi
-
Tingkatkan Kualitas Pangan, Patra Jasa Dorong Petani Kendal Kembangkan Agribisnis
Salah satu bentuk kepedulian BRI untuk secara berkelanjutan menjaga ekosistem sungai, melalui BRI Peduli dilaksanakan program bersih-bersih Tukad Cari Kabasan, berlokasi di Kel. Pedungan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Di lokasi ini, BRI Peduli melaksanakan kegiatan bersih-bersih Tukad Cari Kabasan yang melibatkan 209 warga pada Jumat (15/11/2024).
Berbagai aktivitas di laksanakan di Tukad Cari Kabasan seperti kegiatan pembersihan (normalisasi) air sungai dari sampah serta kegiatan bersih-bersih di sekitar tepi sungai. Tercatat sebanyak 1.333 kg sampah diangkut dari sungai dengan potensi reduksi emisi gas karbon dioksida sebanyak 3.332,5 kg CO2e dan potensi reduksi emisi gas metan tercatat sebanyak 79,98 kg CH4.
Di Tukad Cari Kabasan, BRI Peduli juga menyalurkan bantuan sepeda motor pengangkut yang diharapkan dapat membantu memperlancar pengangkutan sampah bagi warga di sekitar.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa melalui program BRI Peduli Jaga Sungai Jaga Kehidupan, BRI mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai dan mengembalikan fungsi asli sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat. Sungai dapat menjadi penyangga kesehatan, ekonomi, sosial, budaya masyarakat.
“Yang paling utama itu kami mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Dalam edukasi lingkungan sehat dan pengelolaan sampah kepada masyarakat, kami bekerja sama dengan bank sampah setempat. Hal ini diharapkan bisa mendorong kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai,” ungkap Catur.
Catur menambahkan, kegiatan ini merupakan soft launching kerjasama antara BRI dengan Yayasan Sungai Watch Indonesia yang rencananya akan berjalan pada bulan Februari 2025. Yayasan Sungai Watch Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk melindungi dan menjaga kebersihan sungai-sungai di Indonesia dari pencemaran, terutama sampah plastik.
Sejak didirikan di tahun 2020, berbasis komunitas, Sungai Watch bekerja sama dengan Sungai Watch telah berupaya memasang lebih dari 300 trash barriers (jaring sampah) di sungai-sungai pulau Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur, yang bertujuan untuk mencegah aliran sampah menuju laut. Dengan pendekatan masyarakat lokal untuk tidak hanya membersihkan sungai, tetapi juga mengedukasi pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan serta pemberdayaan berbasis padat karya.
“Ke depan, kami akan terus berkolaborasi dengan semua pihak bersama-sama mewujudkan sungai yang bersih dari sampah dan juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga sungai dan lingkungan,” pungkas Catur.
Program Jaga Sungai Jaga Kehidupan yang dilaksanakan oleh BRI ini menerapkan konsep Triple Bottom Line, yaitu Pro People, Pro Planet dan Pro Profit. Mengusung semangat Pro Planet dan Pro People, BRI tidak hanya melakukan normalisasi, pembersihan, pengerukan sungai.
Lebih dari itu, BRI juga membangun sejumlah sarana dan prasarana seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak, serta juga mengedukasi masyarakat mengenai pemeliharaan aliran sungai yang sehat yang bermanfaat bagi kehidupan. Hal ini sesuai tujuan program tersebut untuk menjaga ekosistem kehidupan di sekitar sungai.
Tak sampai di situ, program ini juga akan memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Pasalnya, sampah yang terkumpul dari pembenahan sungai tersebut dipilih dan dipilah, dipisahkan sampah organik dan anorganik atau plastik.
Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas. Sedangkan sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah lalu dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh uang.
(*)
Digelar Lebih Panjang, Nilai Transaksi Harbolnas 2024 Ditarget Capai Rp40 Triliun