Jakarta Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah, menembus angka USD 3.100 per ons dalam reli yang mencerminkan salah satu kenaikan paling signifikan dalam sejarah logam mulia. Kenaikan harga emas ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat.
Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi
Dikutip dari CNBC, Selasa (1/4/2025), pada hari Senin, harga emas di pasar spot mencapai rekor baru sebesar USD 3.124,07 per ons.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Masih Cetak Rekor Termahal, Dipatok Segini Hari Ini
BACA JUGA:Harga Emas Terus Cetak Rekor Baru, Ini Prediksi Goldman Sachs hingga BofA
BACA JUGA:Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Pegadaian Hari Ini 29 Maret 2025, Cek di Sini
Baca Juga
-
Lebaran 2025: Cek Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini
-
Prediksi Harga Emas Awal April 2025, Bakal Makin Mahal?
-
Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Pegadaian Jelang Lebaran, Intip Daftarnya
Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven, dengan faktor utama seperti kebijakan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, serta aliran dana ke Exchange Traded Funds (ETF) berbasis emas.
Emas diperkirakan akan mencatat kenaikan kuartalan terbesar sejak September 1986. Hingga tahun 2025, emas telah mencetak 19 rekor harga tertinggi, dengan tujuh di antaranya berada di atas level USD 3.000.
Sejak awal tahun 2025, harga emas telah naik 18%, setelah sebelumnya mengalami lonjakan 27% pada tahun 2024.
Faktor-Faktor yang Mendorong Kenaikan Harga Emas
Menurut Alexander Zumpfe, seorang trader logam mulia di Heraeus Metals Jerman, harga emas saat ini didorong oleh berbagai faktor, antara lain:
- Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa
- Kekhawatiran inflasi global
- Kebijakan moneter The Fed, yang berpotensi memangkas suku bunga lebih lanjut
- Meningkatnya permintaan dari investor dan bank sentralTarif dagang yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump
Presiden Trump dijadwalkan mengumumkan kebijakan tarif baru pada 2 April, dengan tarif otomotif mulai berlaku pada 3 April. Hal ini semakin memperburuk ketidakpastian pasar dan mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
Menurut Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com, ketidakpastian geopolitik semakin meningkat, terutama dengan konflik yang masih berlangsung di Timur Tengah dan belum tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, pernyataan kontroversial Trump mengenai Rusia, Iran, dan Greenland juga turut memperkeruh situasi global, membuat emas batangan semakin menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar.