Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) memperkenalkan produk baru yaitu Danamon LEBIH PRO. Produk ini dilengkapi dengan 9 mata uang sekaligus dalam 1 tabungan, nilai tukar yang berani diadu, dan beragam fitur serta fasilitas lainnya
Produk tabungan berbasis valuta asing pada awalnya hanya digunakan oleh nasabah bisnis, khususnya yang terlibat dalam perdagangan internasional dan diharuskan memiliki rekening berbeda untuk tiap mata uang. Multi-currency account (MCA) kemudian lahir sebagai sebuah solusi untuk menjawab kebutuhan transaksi antarnegara.
Baca Juga
-
Mau Menikmati Musim Dingin Australia? Ini 5 Destinasi Wisata Seru dan Menarik Dikunjungi
-
Ulang Tahun ke-68, Danamon Kenalkan Tabungan dengan 9 Mata Uang
Globalisasi dan e-commerce yang terus meningkat dari tahun ke tahun juga semakin meningkatkan kebutuhan akan MCA bagi nasabah pada tingkat individu.
Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk Ivan Jaya menjelaskan, Bank Danamon memahami bahwa setiap nasabah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk produk tabungan valuta asing di setiap tahapan dalam kehidupannya.
Itulah sebabnya, Danamon menghadirkan tabungan berbasis valuta asing dengan fitur dan kemampuan yang benar-benar beragam dan mumpuni yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan tersebut, terutama menghadirkan fitur nilai tukar yang berani diadu, kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (29/8/2024).
Hal ini sejalan dengan komitmen Danamon bersama grup perusahaan dan mitra strategisnya untuk menjadi mitra finansial terpercaya, yang berorientasi pada pelanggan dan senantiasa berinovasi untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah agar kita dapat tumbuh bersama,” jelas dia.
Riset Danamon
Untuk lebih memahami perkembangan dan kebutuhan ini, Danamon menggandeng lembaga riset Jakpat, perusahaan pionir riset pasar online, pada bulan Juni 2024 untuk mempelajari kebutuhan empat kategori nasabah.
Keempat kategori tersebut yaitu orangtua yang memiliki anak yang bersekolah di luar negeri, traveler, trader (individu yang terlibat di dalam pembelian dan penjualan aset finansial), dan pengusaha (termasuk wiraswasta dan freelancer).
Riset ini mendapati bahwa dari setiap kategori responden, hal yang menjadi perhatian utama atau pain points dalam menggunakan produk MCA adalah nilai tukar yang kurang bersaing, biaya transfer yang kurang kompetitif, tidak bisa melakukan transaksi valuta asing langsung di mobile banking, serta pilihan valuta asing yang terbatas.