Jakarta – Harga emas mencetak level tertinggi dalam dua pekan pada perdagangan hari Senin. Harga emas naik lebih dari 1% pada perdagangan di awal pekan karena pembelian logam mulia oleh Bank Sentral China setelah jeda enam bulan.
Selain itu, pendorong kenaikan harga emas dunia juga karena optimisme meningkat menjelang antisipasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve) minggu depan.
BACA JUGA: Fundamental Maupun Teknikal, Harga Emas Diprediksi Siap Terbang
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Rp 14.000, Siap-siap Melambung Tinggi!
BACA JUGA: OJK Sebut Bulion Bank Dapat Hemat Devisa Negara
Baca Juga
-
Harga Emas Dunia Tembus Rekor Termahal Lagi
-
Intip Kesiapan BSI Jadi Bank Emas
-
Indonesia Punya Bank Emas mulai 2025
Mengutip CNBC, Selasa (10/12/2024), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 2.665,39 per ons. Harga emas berjangka AS naik 1,1% menjadi USD 2.688,40 per ons.
Kepala analis komoditas TD Securities Bart Melek menjelaskan, faktor terpenting adalah berita bahwa People’s Bank of China melaporkan bahwa mereka kembali melanjutkan pembelian emas.
Pasar semakin berharap bahwa kita dapat melihat bank sentral lain mengikuti dan kita dapat melihat dimulainya kembali pembelian wilayah yang memecahkan rekor,” kata dia.
Dimulainya kembali pembelian oleh China dapat mendukung permintaan investor di negara tersebut. Pada 2023, China adalah pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, tetapi Bank Sentral China menghentikan pembelian beruntunnya selama 18 bulan pada bulan Mei.
Pembelian bank sentral yang kuat telah memainkan peran utama dalam mendukung rekor reli emas tahun ini, di samping pelonggaran kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik.