Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah ini setelah Amerika Serikat mengumumkan pertumbuhan ekonomi yang solid.
Pada Jumat (30/8/2024), nilai tukar rupiah melemah 35 poin atau 0,23 persen menjadi 15.459 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.424 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, apresiasi dolar AS disebabkan oleh data AS terkini, yang mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap solid.
Meskipun suku bunga kebijakan Fed tinggi dan kondisi pasar tenaga kerja secara bertahap mengalami pelonggaran, kata Josua Pardede dikutip dari Antara.
Produk domestik bruto (PDB) AS kuartal II 2024 tumbuh sebesar 3 persen secara kuartalan (quarter on quarter/qoq), direvisi naik dari 2,8 persen qoq dan meningkat dari 1,4 persen qoq pada kuartal I-2024, yang mencerminkan kinerja ekonomi yang solid.
Selain itu, klaim pengangguran di AS turun sebesar 2.000 dari minggu sebelumnya menjadi 231.000 pada periode yang berakhir 24 Agustus 2024, relatif sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 232.000.
Investor sekarang fokus pada indikator inflasi pilihan bank sentral AS atau Fed, Indeks Harga Belanja Personal (PCE), yang akan dirilis pada Jumat. Data PCE AS akan menjadi pertimbangan investor dalam menilai arah kebijakan moneter Fed ke depan.
Dolar AS juga menguat terhadap Euro, yang melemah setelah inflasi yang lebih rendah dari perkiraan di Jerman dan Spanyol meningkatkan peluang penurunan suku bunga European Central Bank (ECB) pada September 2024.