Jakarta – Goldman Sachs memperkirakan harga emas dunia akan terus naik hingga awal 2025. Ada sejumlah faktor yang mendorong kenaikan harga emas di tahun depan salah satunya adalah aksi borong yang dilakukan beberapa bank sentral.
Melansir laman resmi Goldman Sachs, Jumat (13/9/2024) Goldman Sachs Research memperkirakan harga emas dunia akan mencapai USD 2.700 pada awal tahun depan. Kenaikan harga emas ini didorong oleh pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed) dan pembelian emas oleh bank sentral.
BACA JUGA: Harga Emas Kembali Cetak Rekor Tertinggi, Apa Penyebabnya?
BACA JUGA: Meski Turun, Harga Emas Antam Masih Tinggi
BACA JUGA: Harga Emas Dunia Tinggalkan Level Termahal, Saatnya Beli?
Baca Juga
-
Harga Emas Kembali Sentuh Rekor Tertinggi, Jadi Level Segini
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Emas Antam Ikut Terkerek?
-
Harga Emas Antam Lebih Mahal Rp 20 Ribu Hari Ini 13 September 2024, Tengok Rinciannya
Selain itu, harga emas dapat memperoleh dorongan tambahan jika AS memberlakukan sanksi keuangan baru atau jika kekhawatiran meningkat tentang beban utang AS.
Bank investasi asal AS itu mencatat bahwa harga emas dunia telah meningkat lebih dari 20% tahun ini, mencapai puncaknya pada rekor lebih dari USD 2.500 per troy ounce di Agustus 2024.
Dalam lingkungan siklus yang lebih lunak ini, emas menonjol sebagai komoditas yang paling kami yakini akan mengalami kenaikan dalam jangka pendek, tulis analis Goldman Sachs Research Samantha Dart dan Lina Thomas.
Mereka menunjuk pada tiga faktor yang dapat mendorong harga emas dunia lebih tinggi. Faktor pertama, adalah pembelian oleh bank sentral sejumlah negara.
Sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 2022, bank sentral telah membeli emas dengan cepat, bahkan kira-kira tiga kali lipat dari jumlah sebelumnya.
Goldman Sachs Research juga memperkirakan aksi beli akan terus berlanjut di tengah kekhawatiran tentang sanksi keuangan AS dan meningkatnya beban utang negara itu.