Jakarta – Harga emas anjlok pada perdagangan hari Senin karena dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Kenaikan dolar AS yang menekan harga emas ini setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu mendorong ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) akan melanjutkan pemotongan suku bunga tahun ini dengan hati-hati.
Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2025), harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi USD 2.658,84 per ons, setelah sebelumnya turun 1% di awal sesi. Harga mencapai level tertinggi dalam sebulan pada hari Jumat.
BACA JUGA: Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Bakal Naik Lagi?
BACA JUGA: Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi, Sekarang Dipatok Segini!
BACA JUGA: Harga Emas Bangkit Dampak Ketidakpastian Kebijakan Trump
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini 10 Desember 2025 Lebih Mahal Rp 9.000, Tengok Rinciannya
Baca Juga
-
Kasus Korupsi Emas, 6 Eks Pejabat Antam Didakwa Rugikan Negara Rp3,31 Triliun
-
Harga Emas Bisa Tembus USD 2.701, Ini Analisisnya
-
Harga Emas Antam Stabil Rp 1.568.000 per Gram, Masih di Harga Tertinggi
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,4% menjadi USD 2.677,6 per ons.
“Kami memiliki laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan yang memperkuat dolar AS dan imbal hasil surat utang AS. Penurunan harga emas di sini merupakan tindak lanjut dari laporan yang lebih kuat dari perkiraan,” kata analis senior RJO Futures Bob Haberkorn.
Haberkorn menambahkan, ada juga beberapa aksi ambil untung setelah emas mengalami kenaikan yang hebat pada minggu lalu.
Indeks dolar AS membuka perdagangan naik ke level tertinggi sejak November 2022 setelah laporan pekerjaan AS menggarisbawahi kekuatan ekonomi dan mengaburkan prospek Fed.
Dolar AS yang lebih tinggi membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Trump akan dilantik sebagai presiden AS minggu depan. Tarif yang diusulkannya dan kebijakan perdagangan proteksionis diperkirakan akan menimbulkan inflasi dan dapat memicu perang dagang, menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Investor Menanti Data Ekonomi
Investor sekarang menunggu data inflasi AS, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel minggu ini untuk mencari tahu lebih lanjut tentang ekonomi dan rencana kebijakan Fed.
Jika data inflasi CPI pada hari Rabu menunjukkan tanda-tanda berlanjut, setiap seruan untuk penurunan suku bunga pada paruh pertama tahun ini akan ditolak mentah-mentah lagi, tulis Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, dalam sebuah catatan.
Saat ini, pasar memperkirakan penurunan 25 basis poin tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi 40 basis poin minggu lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.