Jakarta – Harga emas dunia terus menerus tembus rekor baru sejak awal tahun. Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pun juga begitu. Tercatat harga emas di pasar spot dipatok USD 2.403,39 per ons, sedangkan harga emas Antam dipatok Rp 1.413.000 per gram hari ini.
Senior Vice President Innovation Center PT Pegadaian Ferry Hariawan menilai pergerakan harga emas bisa menembus Rp 1,5 juta per gram pada 2024 ini.
BACA JUGA: Bank Muamalat Targetkan Raih 28 Ribu Nasabah dari Produk Ini
BACA JUGA: Harga Emas Antam Tergelincir Hari Ini 5 Agustus 2024, Tengok Rinciannya
BACA JUGA: Ada Kekhawatiran Resesi, Bagaimana Prediksi Harga Emas Pekan Ini?
Baca Juga
-
Daftar Kapal Termahal di Dunia: Paling Mahal Terbuat Dari Emas
-
Harga Emas Ikut Jatuh Terseret Ketakutan Resesi AS
-
Harga Emas Pegadaian Stabil, Simak Rinciannya pada Senin 5 Agustus 2024
“Disclaimer ya, kami kan sebagai penjualnya jadi kalau itu saya baca salah satu analisis dari Bareksa, jadi ada prediksi dari berbagai analis investasi, itu dirangkum. Diprediksi sampai harga segitu (Rp 1,5 juta per gram). Iya tahun ini,” kata Ferry dikutip dari Antara, Selasa (6/8/2024).
Ferry menjelaskan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi lonjakan harga emas ke depan.
Yang pertama, seiring dengan langkah Bank Sentral AS atau The Fed yang diprediksi akan mulai memangkas suku bunga acuan di kuartal III 2024, ia menilai para investor beralih ke emas sebagai komoditas yang aman atau safe haven.
Kemudian sentimen kedua, para investor masih memilih untuk berinvestasi emas di tengah tensi geopolitik yang belum mereda.
Selain itu, lanjut Ferry, adanya pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia serta pemilihan umum (Pemilu) yang tengah berlangsung di berbagai negara lain juga menjadi faktor pendorong pergerakan harga emas.
“The Fed ini kan menurunkan suku bunga dalam tiga tahap, dengan penurunan suku bunga itu orang beralih ke (komoditas) safe haven, emas. Di samping tensi geopolitik sekarang juga belum menentu. Geopolitik bukan hanya Pilkada, tidak hanya di Indonesia, termasuk (Pemilu) di beberapa negara di dunia,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa peralihan emas sebagai aset safe haven juga pernah terjadi saat pandemi COVID-19 melanda beberapa tahun lalu. Pada waktu itu, transaksi emas bisa tembus hingga 2 ton.
Jadi kalau kita lihat histori, saat pandemi saja transaksi penjualan emas itu saat COVID-19, saat orang enggak bisa keluar rumah, dan saat terjadi perang antara Rusia-Ukraina, itu harga emas tinggi. Kalau pas 2020 bisa sampai 2 ton dalam tahun 2020, ujar Ferry.