Jakarta – Harga emas bangkit kembali pada perdagangan hari Jumat dan ditutup di zona positif karena ketidakpastian seputar kebijakan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.
Harga emas tetap menguat meskipun data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) mungkin tidak akan memangkas suku bunga secara agresif tahun ini.
BACA JUGA: Harga Emas Anjlok, Ini Gara-garanya
BACA JUGA: Harga Emas Diprediksi Tembus USD 3.000 di 2025, Analis Ramal Kenaikan di Kuartal II
BACA JUGA: Harga Emas Diprediksi Tembus Segini di 2025
BACA JUGA: Harga Emas Sentuh Posisi Tertinggi dalam 2 Minggu, Tembus Level Segini
BACA JUGA: Harga Emas Melonjak 26% sepanjang 2024, Tahun Ini Bakal Lebih Cerah?
Baca Juga
-
Harga Emas Dunia Hari Ini, Naik atau Turun?
-
Ramalan Harga Komoditas Global 2025: Minyak Anjlok, Gas hingga Emas Perkasa
-
Harga Emas Tunjukkan Tren Bullish, Tengok Analisisnya
Mengutip CNBC, Sabtu (11/1/2025), harga emas spot naik 0,5% menjadi USD 2.688,40 per ons, sementara harga emas berjangka AS naik 1% menjadi USD 2.717,60 per ons.
Harga emas sempat merosot ke USD 2.663,09 per ons setelah data menunjukkan AS menambah 256.000 pekerjaan bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan ekonom sebesar 160.000.
Tingkat pengangguran berada di 4,1%, dibandingkan dengan perkiraan 4,2%.
Bangkit Lagi
Namun, harga emas batangan dengan cepat bangkit kembali dan sekarang diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak 13 Desember, siap untuk kenaikan mingguan lebih dari 1%.
Pergerakan harga emas menunjukkan kurangnya komitmen penjual logam, keraguan yang dipelajari dengan baik dari kenaikan luar biasa tahun lalu, kata pedagang logam independen Tai Wong.
Momentum dari reaksi spontan memudar dengan cepat dan pedagang jangka pendek serta program penjualan berbalik dengan cepat, tambah dia.
Dolar AS menguat sementara saham berjangka AS turun tajam setelah data pekerjaan.
Pasar menunjukkan pedagang sekarang memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga hanya 30 basis poin selama tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya akan memotong sekitar 45 basis poin.
Emas bertindak tangguh dalam menghadapi laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang kita lihat menjelang pelantikan (presiden AS), kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.
Kebijakan Trump
Menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari, para investor merasa cemas dengan janjinya untuk mengenakan tarif pada berbagai macam impor, karena khawatir tarif tersebut dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga.
Meskipun emas batangan dinilai sebagai perlindungan terhadap inflasi, suku bunga yang tinggi mengurangi daya tariknya sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.