Jakarta Harga emas naik pada Rabu ketika dolar melemah, dengan fokus investor beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini untuk sinyal baru mengenai waktu pemotongan suku bunga bank sentral.
BACA JUGA: Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Harga Emas Langsung Naik Segini
BACA JUGA: Sahroni DPR Minta Kejagung Bongkar Seluruh Pelaku Korupsi Komoditi Emas
Baca Juga
-
Harga Emas Melambung Lagi, Dipatok Segini Sekarang
-
Mau Beli Logam Mulia? Simak Rincian Harga Emas Pegadaian Hari Ini 23 Juli 2024
-
Harga Emas Antam Hari Ini 23 Juli 2024, Segram Dipatok Rp 1.404.000
Dikutip dari CNBC, Kamis (25/7/2024), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi SUD 2.425,28 per ons pada pukul 13:49 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS naik 0,8% menjadi USD 2.426,60.
Indeks dolar AS yang lebih lemah, harga indeks saham AS yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi mendukung minat beli untuk emas dan perak, kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.
Indeks dolar turun 0,2%. Dolar ASÂ yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Nasdaq yang didominasi oleh saham teknologi mengalami penurunan terbesar dalam pembukaan Wall Street yang lemah pada hari Rabu.
Menanti Data Ekonomi AS
Investor menantikan laporan produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua pada Kamis dan data pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Juni pada Jumat untuk petunjuk mengenai jalur pemotongan suku bunga Federal Reserve.
Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin akan memutuskan untuk memotong suku bunga lebih awal dari September, kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank.
Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena itu akan meningkatkan permintaan, tambah Gaffney.