Jakarta Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan pada Rabu, diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi harga emas sepanjang masa.
Harga emas naik selama tiga minggu berturut-turut, dengan rata-rata harga selama lima hari perdagangan terakhir mencapai USD 2.691 per ons, naik 1,1% dibandingkan minggu sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar (DXY) cenderung stabil di angka 108,9, naik tipis 0,4% dari minggu sebelumnya.
BACA JUGA: Donald Trump Bikin Tren Harga Emas Naik, Peluang Investasi?
BACA JUGA: Bye Bye Harga Emas Antam Murah!
BACA JUGA: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Usai Donald Trump Dilantik
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Kembali Sentuh Level Tertinggi Hari Ini 24 Januari 2025, Tengok Rinciannya
-
Harga Emas Loyo Terseret Rencana Kebijakan Donald Trump
-
Harga Emas Antam Cetak Sejarah, Segram Kini Rp 1.607.000
Data inflasi AS yang sesuai dengan perkiraan, yaitu 2,9% pada Desember (sebelumnya 2,7%), menambah optimisme pasar terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut di tahun 2025. Namun, laju inflasi produsen (PPI) AS pada Desember yang lebih rendah dari perkiraan, yakni 3,3% (ekspektasi 3,4%), menambah tekanan pada dolar dan meningkatkan daya tarik emas di mata pembeli internasional.
Meski begitu, berkurangnya ketegangan geopolitik di beberapa wilayah berpotensi menurunkan status emas sebagai aset safe haven, yang dapat membatasi kenaikan harga lebih lanjut di masa depan, Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Hernanda Cahyo, dikutip Jumat (24/1/2025).
Saham Pilihan
Samuel Sekuritas tetap memperkirakan harga emas akan berada di kisaran USD 2.800 per ons hingga akhir tahun 2025, didorong oleh potensi peningkatan permintaan emas sebagai cadangan. Namun, jika The Fed memperlambat laju pemotongan suku bunga, hal ini bisa menahan kenaikan harga emas.
Dari sisi saham, kami masih memilih BRMS sebagai rekomendasi utama, dengan target harga Rp 500 per saham, karena prospek pendapatannya yang kuat dan potensi pengembangan asetnya, tulis Farras Farhan dan Hernanda Cahyo.