Jakarta – Harga emas diperkirakan akan terus melanjutkan kenaikan di 2025, ketika ekonomi global dibayangi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Saat ini AS sudah memulainya dan kemungkinan akan segera dibalas oleh China.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa harga emas berpotensi menyentuh level USD 3.000 per ons atau kurang lebih Rp 48,99 juta (estimasi kurs Rp 16.330 per USD), jika AS memberlakukan tarif impor hingga 60% terhadap produk dari China. Saat ini, Trump baru menaikkan tarif impor terhadap China sebesar 10%.
BACA JUGA: Donald Trump Ingin Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Bisa lebih Untung
BACA JUGA: Trump Ingin Harga Minyak di Bawah USD 60 per Barel, Lobi OPEC+ hingga Genjot Produksi
BACA JUGA: Sidak Pangkalan LPG 3 Kg di Pekanbaru, Bahlil Kasih Perlakuan Khusus untuk UMKM
Baca Juga
-
2 Faktor Ini Jadi Pendorong Harga Emas Naik di 2025
-
Harga Emas Dunia Diramal Sentuh USD 2.950 di 2025
-
Trump Minta OPEC+ Turunkan Harga Minyak, Pertalite Bisa Lebih Murah
“Kalau (tarif impor) mencapai 60 persen, tentu secara bertahap, harga emas dunia bisa menembus USD 3.000,” kata Ibrahim kepada www.wmhg.org di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Untuk saat ini, Ibrahim memperkirakan kemungkinan terbesar pada naiknya harga emas dunia adalah di kisaran USD 2.950.
“Seandainya perang dagang ini (berlangsung lama) kemudian inflasi tinggi, maka akan menaikkan harga emas. Di awal-awal pemerintahan Trump harga emas ini terus mengalami kenaikan,” ungkap Ibrahim.
“Saya melihat bahwa sampai akhir tahun harga emas akan mencapai USD 2.950 yang akan menjadi level tertingginya,” sambungnya.
Menurut Ibrahim, ada dua faktor yang dapat mendorong harga emas melampaui level saat ini di USD 2.860.
Pertama, kekhawatiran perang dagang antara AS dan China yang berlanjut.
Faktor kedua, adalah rencana Trump untuk memindahkan masyakarat Palestina di jalur Gaza ke Mesir dan Yordania, yang menimbulkan penolakan besar-besaran di antara negara-negara Timur Tengah.
“Walaupun akhirnya Trump juga memberikan solusi bahwa warga Gaza dipindahkan ke Mesir dan Jordania hanya bersifat sementara untuk menstabilkan situasi politik.Kondisi ini juga menimbulkan harga emas naik,” imbuhnya.
Faktor lainnya, adalah dampak dari perang dagang yang memicu lonjakan inflasi AS dan China hingga menaikkan harga emas.
“Belum diketahui apakah risiko perang dagang ini bersifat sementara, akan dinegosiasikan atau kembali normal,” imbuhnya.