Jakarta – Harga emas diperkirakan akan terus naik dalam beberapa waktu mendatang, memasuki periode awal pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Saat ini, harga emas di kisaran USD 2.865,61 per ons.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, harga emas dunia berpotensi menembus kisaran Rp 2.950 per ons di tahun ini. Perkiraan ini didukung oleh situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, terkait tarif impor baru yang dikenakan Presiden AS Donald Trump sebesar 10%.
BACA JUGA: Donald Trump Ingin Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Bisa lebih Untung
BACA JUGA: Trump Ingin Harga Minyak di Bawah USD 60 per Barel, Lobi OPEC+ hingga Genjot Produksi
BACA JUGA: Sidak Pangkalan LPG 3 Kg di Pekanbaru, Bahlil Kasih Perlakuan Khusus untuk UMKM
Baca Juga
-
2 Faktor Ini Jadi Pendorong Harga Emas Naik di 2025
-
Harga Emas Bisa Sentuh USD 3.000 Jika AS Kenakan Tarif Impor 60% ke China
-
Trump Minta OPEC+ Turunkan Harga Minyak, Pertalite Bisa Lebih Murah
“Seandainya perang dagang ini (berlangsung lama) kemudian inflasi tinggi, maka akan menaikkan harga emas. Di awal-awal pemerintahan Trump harga emas ini terus mengalami kenaikan,” ujar Ibrahim kepada www.wmhg.org di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
“Saya melihat bahwa sampai akhir tahun harga emas akan mencapai USD 2.950 yang akan menjadi level tertingginya,” ungkapnya.
Namun, Ibrahim mencatat, angka tersebut juga dengan melihat seberapa besar ketegangan dagang akan berlangsung. “Kita belum mengetahui bagaimana prospek ke depannya terkait perang dagang (AS-China),” jelasnya.
Ibrahim pun membeberkan dua faktor yang dapat mendorong harga emas melampaui level saat ini di USD 2.860. Pertama, adalah kekhawatiran perang dagang antara AS dan China yang berlanjut. Faktor kedua, adalah rencana Trump untuk memindahkan masyakarat Palestina di jalur Gaza ke Mesir dan Yordania, yang menimbulkan penolakan besar-besaran di antara negara-negara Timur Tengah.
“Walaupun akhirnya Trump juga memberikan solusi bahwa warga Gaza dipindahkan ke Mesir dan Jordania hanya bersifat sementara untuk menstabilkan situasi politik.Kondisi ini juga menimbulkan harga emas naik,” papar Ibrahim.
Inflasi AS dan China
Faktor lainnya, adalah dampak dari perang dagang yang memicu lonjakan inflasi AS dan China hingga menaikkan harga emas.
“Belum diketahui apakah risiko perang dagang ini bersifat sementara, akan dinegosiasikan atau kembali normal,” imbuhnya.