Jakarta Harga emas naik 1% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat perang tarif. Sementara investor menanti data inflasi yang dapat menjelaskan arah suku bunga AS di masa mendatang.
Harga emas dunia di oasar spot menguat 1% menjadi USD 2.917,79 per ons. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,7% menjadi USD 2.920,90.
BACA JUGA: Tren Baru: Masyarakat Kini Lebih Suka Beli Emas Ketimbang Jual saat Lebaran
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Terjun Bebas, Dipatok Segini
BACA JUGA: Harga Emas Tertekan Aksi Ambil Untung
Baca Juga
-
Hati-hati, Harga Emas Berisiko Turun hingga USD 2.893
-
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 23.000 Segram, Simak Daftarnya di Sini
-
5 Pilihan Tren Gelang Emas yang Cocok Dipakai Lebaran
Kurs dolar AS mencapai level terendah sejak pertengahan Oktober. Dolar yang melemah membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
“Emas kemungkinan akan tetap didukung di tengah ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset safe haven. Namun, setiap perkembangan positif dalam negosiasi Rusia-Ukraina dapat mengurangi premi risiko,” kata Analis Pasar MarketPulse by OANDA, Zain Vawda.
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama telah menyebabkan volatilitas yang signifikan di pasar global dan meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Perhatian pasar akan tertuju pada Indeks Harga Konsumen AS hari Rabu dan Indeks Harga Produsen hari Kamis. Menurut jajak pendapat Reuters, CPI bulan Februari diperkirakan naik 0,3%.
Para pedagang saat ini memperkirakan bank sentral AS, Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan Juni.
“Harga emas sudah diperdagangkan pada level yang sangat tinggi karena kenaikan tajam sejak awal tahun, yang membatasi potensi kenaikan,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.