Jakarta – Harga emas dunia turun pada perdagangan Senin, mundur dari rekor tertinggi yang dicapai sebelumnya. Harga emas mengambil jeda karena selera risiko membaik setelah Gedung Putih membebaskan ponsel pintar dan komputer dari tarif tinggi.
Mengutip CNBC, Selasa (15/4/2025), harga emas spot turun 0,7% menjadi USD 3.213,69 per ons setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 3.245,42. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,6% lebih rendah menjadi USD 3.226,30 per ons.
BACA JUGA:Harga Emas Berkilau di Tengah Perang Dagang, Bakal Terus Naik atau Turun?
BACA JUGA:Bukan Cuma Tarif Impor Trump, Ternyata Ini yang Bikin Harga Emas Menggila
BACA JUGA:Harga Emas Naik Tajam, Tepatkah Beli Sekarang?
BACA JUGA:Harga Emas Meroket, Stok di Toko Kosong Berminggu-minggu
BACA JUGA:Hari Ini, Harga Emas Antam Turun Tipis
Baca Juga
-
Berapa Harga Emas Antam Hari Ini? Cek Rinciannya Usai Turun dari Rekor Termahal
-
Jangan FOMO Ikut Borong Emas, Bijak Berinvestasi!
-
Punya Duit Rp 30 Juta, Pilih Beli iPhone 16 atau Emas?
“Beberapa investor kembali beralih ke aset berisiko membuat harga emas turun dari level tertinggi baru-baru ini, tetapi lingkungannya masih cukup bagus untuk emas,” kata analis komoditas TD Securities Bart Melek.
Risiko Mereda
Sentimen risiko di pasar keuangan yang lebih luas meningkat setelah Washington mengumumkan pengecualian barang elektronik tertentu dari kebijakan tarif yang dijalankan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sedikit keringanan tarif, dengan pengecualian beberapa barang elektronik, mungkin akan mengurangi sebagian permintaan safe haven, kata Wakil Presiden dan analis logam senior Zaner Metals Peter Grant.
Namun, ketidakpastian yang terus berlanjut tentang perdagangan dan tarif, pelemahan dolar, dan imbal hasil yang lebih rendah cenderung mendukung emas.
Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia akan mengumumkan tarif impor semikonduktor selama minggu depan, yang membuat para pelaku pasar gelisah.
Mendukung emas, nilai tukar dolar AS merana mendekati level terendah tiga tahun terhadap para pesaingnya.
Perang Dagang AS Vs China
Perang dagang antara AS dan China telah mengguncang pasar global dan mendorong investor masuk ke logam mulia terutama emas, yang secara tradisional dipandang sebagai instrumen lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Goldman Sachs tetap paling optimistis di antara bank-bank besar terhadap emas, menaikkan perkiraan akhir tahunnya menjadi USD 3.700. Salah satu mendorongnya adalah permintaan bank sentral yang lebih kuat dari yang diharapkan dan meningkatnya risiko resesi yang memengaruhi arus masuk ETF.
Data World Gold Council menunjukkan, aliran investasi ke dana yang diperdagangkan di bursa emas yang didukung secara fisik oleh China sejauh bulan ini telah melampaui aliran masuk untuk seluruh kuartal pertama dan melampaui aliran masuk yang tercatat oleh dana yang terdaftar di AS.