Jakarta – Harga emas tembus batas USD 2.700 untuk pertama kali pada Jumat, 22 November 2024. Kenaikan harga emas itu menuju kenaikan mingguan terbesar dalam hampir dua tahun.
Hal ini seiring permintaan safe haven melebihi kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) dan harapan yang lebih rendah terhadap penurunan suku bunga bulan depan.
BACA JUGA: Dokumen Rahasia Jerman Ungkap Persiapan Hadapi Perang Dunia III jika Rusia Serang NATO
BACA JUGA: VIDEO: Jerman akan Gelar Pemilu, Bagaimana Nasib Bantuan Ukraina?
BACA JUGA: Rupiah Menguat Tipis di Tengah Kekhawatiran Ketegangan Rusia-Ukraina
BACA JUGA: Putin Peringatkan Barat, Hantam Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik
Baca Juga
-
Putin: Rusia Akan Kembali Gunakan Rudal Baru dalam Kondisi Tempur
-
Korea Selatan: Rusia Pasok Rudal ke Korea Utara Sebagai Imbalan Pengiriman 10 Ribu Pasukan
-
Harga Minyak Dunia Melesat Tersengat Memanasnya Perang Ukraina-Rusia
Mengutip CNBC, Sabtu (23/11/2024), harga emas di pasar spot melonjak 1,5 persen ke posisi USD 2.709,24 per ounce, menandai level tertinggi sejak 6 November 2024. Harga emas berjangka AS ditutup 1,4 persen ke posisi USD 2.712,20.
Eskalasi konflik Rusia-Ukraina tampaknya meluas menjadi perang Rusia-AS, dan itu jelas meningkatkan daya tarif safe haven jangka pendek,”
Harga emas batangan telah naik lebih dari 5,7 persen pekan ini, bersiap untuk kinerja mingguan terbaiknya sejak Maret 2023, ketika gelombang krisis perbankan mengguncang pasar global dan meningkatkan permintaan untuk aset lebih aman.
Lonjakan harga emas minggu ini didorong oleh krisis Rusia-Ukraina yang semakin parah, sehingga menaikkan harga lebih dari USD 170 dari level terendah dua bulan pada Kamis lalu di USD 2.536,71.
Emas batangan cenderung melesat selama periode ketegangan geopolitik, risiko ekonomi, dan dalam lingkungan suku bunga rendah.
Kenaikan harga emas berlanjut pada Jumat bahkan ketika dolar AS mencapai level tertinggi dalam dua tahun dan bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa.
Ekspektasi penurunan suku bunga pada Desember dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS telah berkurang, dengan kemungkinan sekarang mencapai 53%, penurunan tajam dari 82,5% hanya seminggu sebelumnya.
Beberapa pembuat kebijakan Fed minggu ini menyatakan kekhawatiran kemajuan inflasi mungkin telah terhenti, menganjurkan untuk berhati-hati, sementara yang lain menekankan perlunya penurunan suku bunga yang berkelanjutan.