Jakarta – Harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu pada Kamis, 2 Januari 2025. Kenaikan harga emas didorong pembelian aset safe haven. Selain itu, pasar juga mengambil posisi menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Tak hanya itu, tarif perdagangan Presiden Terpilih AS Donald Trump yang akan segera berlaku juga bayangi harga emas. Seiring sentimen itu, harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi USD 2.654,94 per ounce, mencapai titik tertinggi sejak 16 Desember 2024. Harga emas berjangka AS menguat 1 persen menjadi USD 2.668,1. Demikian mengutip CNBC, Jumat (3/1/2025).
BACA JUGA: Harga Emas Antam Melambung di Awal Perdagangan 2025
BACA JUGA: Harga Emas Melonjak 26% sepanjang 2024, Tahun Ini Bakal Lebih Cerah?
BACA JUGA: Harga Emas Dunia Menuju Kenaikan Terbesar, Siap-Siap!
BACA JUGA: Hari Terakhir 2024, Harga Emas Antam Anjlok Parah
Baca Juga
-
Harga Emas Tergelincir dari Posisi Tertinggi Imbas Penguatan Dolar AS
-
Harga Emas Antam Terbang Rp 19 Ribu Hari Ini 3 Januari 2025, Cek Rinciannya
-
Inflasi 2024 Capai 1,57%, Menko Airlangga: Masih Relatif Terjaga
“Saya tidak melihat ada yang menggerakkan pasar dalam berita, tetapi kekuatan geopolitik (ketegangan internasional serta ketidakpastian keuangan, apalagi menjelang pelantikan Presiden Terpilih Trump) mendukung,” ujar Analis StoneX Rhona O’Connel lewat email.
Adapun emas batangan tumbuh di lingkungan suku bunga rendah dan bertindak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.
Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak di Kyiv pada Rabu pagi, menyebabkan kerusakan di sedikitnya dua distrik, sementara militer Israel menyerang pinggiran Kota Gaza.
Pelaku pasar menunggu data lowongan kerja AS minggu depan, laporan ketenagakerjaan ADP, notulen rapat FOMC Desember dari the Fed, dan laporan ketenagakerjaan AS untuk mengukur prospek suku bunga untuk 2025.
Pada 2024, pemangkasan suku bunga, pembelian oleh bank sentral, dan ketegangan geopolitik mendorong emas ke rekor tertinggi dengan kenaikan tahunan lebih dari 27%, kenaikan terbesar sejak 2010.
Koreksi atau konsolidasi di awal tahun dapat menjadi panggung bagi reli baru, ujar Analis Forex.com, Fawad Razaqzada.