Jakarta – Harga emas turun dari level tertinggi tiga minggu pada Jumat, 3 Januari 2025. Harga emas melemah seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat.
Di satu sisi, pasar bersiap hadapi potensi pergeseran ekonomi dan perdagangan di bawah Presiden Terpilih AS Donald Trump.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Melambung di Awal Perdagangan 2025
BACA JUGA: Harga Emas Melonjak 26% sepanjang 2024, Tahun Ini Bakal Lebih Cerah?
BACA JUGA: Harga Emas Dunia Menuju Kenaikan Terbesar, Siap-Siap!
BACA JUGA: Hari Terakhir 2024, Harga Emas Antam Anjlok Parah
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Terbang Rp 19 Ribu Hari Ini 3 Januari 2025, Cek Rinciannya
-
Harga Emas Sentuh Posisi Tertinggi dalam 2 Minggu, Tembus Level Segini
-
Inflasi 2024 Capai 1,57%, Menko Airlangga: Masih Relatif Terjaga
Mengutip CNBC, Sabtu (4/1/2025), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 2.637,78 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 13 Desember 2024. Harga emas batangan naik sekitar 1 persen untuk pekan ini. Harga emas berjangka AS tergelincir 0,7 persen menjadi USD 2.651,10.
Commoditu Strategist WisdomTree, Nitesh Shah menuturkan, agenda presiden baru yang mendukung tarif lebih tinggi telah mendorong dolar AS dan menciptakan tekanan mendasar yang signifikan pada pasar logam.
Indeks dolar AS ditetapkan untuk kinerja mingguan terkuatnya sejak pertengahan November 2024 membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Untuk sebagian besar logam, perlambatan perdagangan global biasanya disertai dengan perlambatan ekonomi dan karenanya perlambatan permintaan logam,” ujar Shah, mengacu pada dampak potensial dari tarif perdagangan yang diusulkan Donald Trump.
Ia menambahkan, penguatan dolar AS akan terus berlanjut untuk emas, tetapi tampaknya utang akan terus meningkat di AS dan negara-negara lain. Masalah geopolitik tidak akan segera berakhir, jadi emas harus tetap didukung,” ujar dia.
Adapun Donald Trump akan diambil sumpah jabatannya pada 20 Januari 2025. Tarif yang diusulkan dan kebijakan proteksionisnya akan memicu inflasi.
Hal ini dapat memperlambat pemotongan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS, sehingga membatasi kenaikan emas. Setelah tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2024, the Fed prediksi hanya dua kali pemotongan suku bunga pada 2025 karena inflasi yang masih terjadi.