Jakarta – Harga emas anjlok pada perdagangan Jumat, 8 November 2024. Harga emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan.
Koreksi harga emas itu terjadi oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat. Selain itu, pasar juga serap dampak kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden AS (Pilpres AS) dan dampaknya terhadap suku bunga acuan AS.
BACA JUGA: Freeport Bakal Pasok 30 Ton Emas ke Antam, Erick Thohir: Hemat Rp 200 Triliun
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Turun Rp30 Ribu, Ini Sebabnya
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini 7 November Terjun Bebas, Saatnya Borong?
BACA JUGA: Harga Emas Anjlok 3% Usai Donald Trump Menang Pemilu AS
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Merosot Rp 10 Ribu Hari Ini 9 November 2024, Tengok Rinciannya
-
Freeport Bakal Pasok 30 Ton Emas ke Antam, Simak Rekomendasi Saham ANTM
-
Harga Emas Perkasa Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan
Mengutip CNBC, Sabtu (9/11/2024), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 2.684,03 per ounce pada pukul 01.40 PM ET. Harga emas membukukan penurunan mingguan sebesar 1,8 persen. Harga emas berjangka AS ditutup merosot 0,4 persen ke posisi USD 2.694,80.
Harga perak di pasar spot turun 2,4% menjadi USD 31,22 per ounce, platinum turun 2,9% menjadi USD 968,04, paladium turun 3,5% menjadi USD 988,80. Ketiga logam tersebut membukukan penurunan mingguan.
Di sisi lain, indeks dolar AS naik 0,6 persen, dan menandai kenaikan mingguan.
Pada bulan lalu, ceritanya adalah risiko ketidakpastian pemilu dan apakah akan ada normalisasi transisi, tetapi pemilu ini tampaknya sangat menentukan bagi Gedung Putih,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian.
Ia menambahkan, banyak aset berisiko mulai diuntungkan dalam hal dampak potensial kebijakan ke depan.
The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Kamis memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi mengindikasikan pendekatan yang hati-hati untuk pemangkasan lebih lanjut.
Kemenangan Trump telah memicu pertanyaan tentang apakah Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga dengan kecepatan yang lebih lambat dan lebih kecil, mengingat kebijakan tarif mantan presiden tersebut.
Namun, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan hasil pemilu tidak akan memiliki dampak “jangka pendek” pada kebijakan moneter.