Jakarta – Harga emas dunia turun 1% pada perdagangan Kamis. Penurunan harga emas ini terjadi setelah dolar AS menguat menjelang laporan pekerjaan di Amerika Serikat (AS).
Selain itu pelemahan harga emas ini juga terjadi karena aksi ambil untung investor setelah harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan harga emas terjadi selama lima sesi berturut-turut yang didorong perang dagang AS dengan China.
BACA JUGA: 2 Faktor Ini Jadi Pendorong Harga Emas Naik di 2025
BACA JUGA: Harga Emas Dunia Diramal Sentuh USD 2.950 di 2025
BACA JUGA: Harga Emas Bisa Sentuh USD 3.000 Jika AS Kenakan Tarif Impor 60% ke China
Baca Juga
-
Produksi Emas, Tembaga dan Nikel MDKA Sesuai Target, Ini Rinciannya
-
Usai Cetak Rekor Termahal sepanjang Sejarah, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Rp 10.000
-
Unik dan Inovatif, Solusi bagi Pemilik Emas Lama tanpa Surat
Mengutip CNBC, Jumat (7/2/2025), harga emas spot turun 0,4% menjadi USD 2.853,83 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.882,16 pada hari Rabu. Harga emas berjangka AS turun 0,5% menjadi USD 2.877,9 per ons.
Mungkin ada kombinasi dari dolar AS yang lebih kuat, beberapa aksi ambil untung, dan imbal hasil yang bergerak sedikit lebih tinggi dari posisi terendahnya, jelas analis senior RJO Futures Daniel Pavilonis.
Data Tenaga Kerja
Dalam survei yang dijalankan salah satu media internasional ke para ekonom menunjukkan jumlah pekerja nonpertanian diprediksi naik 170.000 pekerjaan setelah melonjak menjadi 256.000 pada Desember. Tingkat pengangguran diperkirakan tidak berubah pada 4,1%.
Pasar tenaga kerja yang tangguh mendorong pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral AS menghentikan pemotongan suku bunga saat mengevaluasi dampak inflasi dari kebijakan fiskal, perdagangan, dan imigrasi Trump.
Selain volatilitas secara umum, inflasi masih terjadi di latar belakang yang mulai merangkak naik, jadi emas menjadi respons sebagai tempat berlindung yang aman, kata Chief Operating Officer (COO) Allegiance Gold Alex Ebkarian.
Emas sedang menuju USD 2.900 dan memiliki sentimen yang sangat kuat meskipun dalam jangka pendek, dolar menguat. tambah dia.
Terlalu Banyak Dibeli
Secara teknis, Indeks Kekuatan Relatif atau Relative Strength Index (RSI) emas berada di atas 70, yang menunjukkan bahwa logam tersebut terlalu banyak dibeli.
Sementara itu, Wakil Gubernur Dave Ramsden mengatakan stok emas di Bank of England telah turun sekitar 2% sejak akhir tahun lalu, dengan alasan permintaan yang kuat untuk emas yang disimpan di bank tersebut untuk memanfaatkan perbedaan harga internasional.