Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Analis memperkirakan penguatan rupiah terhadap dolar AS ini belum kuat sehingga masih ada potensi penurunan.
Pada Selasa (4/2/2025) nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat hingga 64 poin atau 0,39 persen menjadi 16.384 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.448 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS seiring data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Amerika Serikat (AS) bulan Januari 2025 menunjukkan hasil positif.
Data ini merefleksikan kondisi manufaktur di AS dari beberapa komponen seperti jumlah pemesanan baru, lapangan pekerjaan, hingga pergerakan harga yang terkait manufaktur.
“PMI manufaktur AS bulan Januari menunjukkan hasil positif, kembali ke area pertumbuhan di atas 50 menjadi 50,9 dari sebelumnya 49,2,” ujarnya dikutip dari Antara.
Dengan perekonomian AS yang menguat, lanjutnya, maka tingkat kepercayaan pasar terhadap dolar AS bisa meninggi.
Kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump juga dinilai memberikan penguatan terhadap dolar AS.
Trump telah menandatangani perintah eksekutif penerapan tarif 25 persen atas barang-barang impor dari Kanada, Meksiko, sementara China 10 persen. Trump juga menyatakan bakal memberlakukan tarif untuk berbagai macam produk, termasuk aluminium, farmasi, hingga minyak dan gas.
“Jadi, ada peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS lagi hari ini ke area Rp16.480 dengan potensi support di sekitar Rp16.380,” ungkap Aris.