Jakarta Chief Economist Asian Development Bank (ADB), Albert Francis Park mengatakan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tak hanya membutuhkan akses kredit, tetapi juga digitalisasi usaha agar berkembang secara berkelanjutan. Baginya, digitalisasi menjadi faktor penting untuk UMKM mengatasi keterbatasan modal dan akses pasar.
Digitalisasi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan mewujudkan potensinya, dengan digitalisasi, usaha kecil dapat mengatasi hambatan investasi yang sering dihadapi bisnis tradisional, katanya dalam BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (30/1/2025).
Park pun mengungkapkan bahwa pelaku UMKM tidak lagi membutuhkan toko fisik untuk berjualan secara daring, sehingga dapat menjangkau lebih banyak pelanggan, termasuk di pasar internasional.
Platform digital juga membantu UMKM mengembangkan usaha dengan lebih efisien serta meningkatkan pengelolaan bisnis, akses informasi, dan inovasi, ungkapnya.
Park juga mengatakan, UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.
UMKM menyerap sekitar 60 persen dari total tenaga kerja di Indonesia, angka yang serupa dengan negara-negara lain di Asia Tenggara dan jika melihat pangsa kredit perbankan, proporsi pinjaman perbankan yang diberikan kepada UMKM meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan kini mencapai sekitar 20 persen, angka yang sejalan dengan tren di Asia, katanya.
Jika dibandingkan dengan PDB, porsinya lebih kecil, hanya sekitar 7 persen, jadi ada kemajuan, tetapi masih terdapat ruang untuk perbaikan, imbuh Park.