Jakarta Saat dikecap langsung ‘pecah’ di mulut. Rasa manis dari lelehan gula aren bercampur aroma pandan menjadi hal pertama yang dirasakan ketika mencicipi klepon. Ya, kudaman berwarna hijau dan memiliki tekstur kenyal ini sudah lama menjadi bagian warisan jajanan Nusantara.
Bagi masyarakat Pulau Jawa, tentu tidak asing dengan rasa kue klepon. Keberadaannya juga mudah ditemui. Bahkan terdapat satu desa berjuluk \’Kampung Klepon\’ di Sidoarjo, Jawa Timur. Nah, apabila sedang di Sidoarjo, sempatkan mampir ke Desa Bulang, Kecamatan Prambon. Jajaran pengusaha klepon binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan dengan harga relatif terjangkau.
Salah satu pengusaha klepon tersohor di Desa Bulang, yakni Klepon Hj Nunuk . Usaha ini sudah dijalankan turun menurun sejak 1980. Nugraeni Lantarati pemilik Klepon Hj Nunuk merupakan pioner penjual klepon Desa Bulang. Sebagai generasi keempat, di tangannya resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek terus dilestarikan.
Sajian kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat, sehingga banyak pelanggan yang mencarinya karena dinilai memiliki rasa enak, ujar Nugraeni saat tim Jelajah Merdeka berkunjung ke Desa Bulang pada akhir Juni 2024.
Sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, Hj Nunuk tidak kenal lelah melestarikan warisan kue klepon sebagai jajan Nusantara. Apalagi sejak dulu, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada bagi warga Desa Bulang. Alhasil kini kurang lebih 70% warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon seperti keluarga Hj Nunuk.
Ramainya pengusaha klepon, semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai \’Kampung Klepon\’. Kelapa Dusun Bulang, Suyit, mengaku dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.
Dengan semakin banyaknya pengunjung, Suyit merasakan betul warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon. Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang justru lebih sering berkolaborasi. Seperti dirasakan Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Meski berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.
Masuk sebagai klaster binaan BRI, Julaikah menceritakan sudah sejak 2013 mendirikan bisnis kue klepon. Sejauh ini tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar. Melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon. Mulai dari kacang, gula hingga tepung.
“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.
Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasteku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.