Jakarta – Harga emas dunia diperdagangkan di atas USD 2.515 pada perdagangan Rabu ini. Harga emas bertahan dalam kisaran familiar yang telah terlihat selama beberapa minggu terakhir.
Seiring dengan semakin dekatnya pertemuan Federal Reserve (The Fed) pada 17-18 September, Analis dan pelaku pasar menilai prospek kebijakan moneter dan arah suku bunga di Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Sedap, Harga Emas Diprediksi Bakal Sentuh Rekor Lagi
BACA JUGA: Studi Ungkap Gempa Dapat Memicu Kemunculan Bongkahan Emas
BACA JUGA: Harga Emas Antam Terpangkas Rp 7.000 Hari Ini 9 September 2024, Cek Daftar Lengkapnya
Baca Juga
-
Harga Emas Dunia Tinggalkan Level Termahal, Saatnya Beli?
-
Usai Cetak Rekor Termahal, Berapa Harga Emas Dunia Hari Ini?
-
Harga Emas Antam Hari Ini 10 September 2024, Segram Dipatok Segini
Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menlai, data tenaga kerja AS yang beragam baru-baru ini menimbulkan keraguan pada ekspektasi pasar mengenai potensi penurunan suku bunga oleh The Fed sebesar 0,50% (50 basis poin).
Ketidakpastian ini semakin diperkuat oleh pernyataan dari Presiden Fed New York, John Williams, dan Gubernur Fed, Christopher Waller, yang tidak memberikan sinyal dukungan terhadap pemangkasan suku bunga yang signifikan pada bulan ini, jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (11/9/2024).
Berdasarkan analisis teknikal, tren bullish semakin mendominasi pergerakan harga emas dunia. Kombinasi indikator Moving Average menunjukkan bahwa momentum kenaikan harga emas masih kuat, dan ada potensi harga emas untuk melanjutkan kenaikannya hingga mencapai level USD 2.529.
Namun, jika harga emas gagal untuk mempertahankan momentum kenaikannya dan berbalik arah (reverse), maka ada kemungkinan harga emas akan terkoreksi hingga level USD 2.511 sebagai target terdekat, kata dia.
Kebijakan moneter The Fed menjadi salah satu faktor utama yang diperhatikan oleh para pelaku pasar dalam menentukan arah pergerakan harga emas.
Saat ini, peluang The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin diperkirakan sebesar 67%, sementara peluang pemangkasan sebesar 50 basis poin berada pada kisaran 33%.
Menariknya, peluang pemangkasan 50 basis poin sempat meningkat hingga 50% pada akhir pekan lalu, menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan hasil yang bervariasi.