Jakarta Indonesia kembali mencatatkan namanya dalam jajaran 10 negara penghasil emas terbesar di dunia. Hal ini terungkap dalam laporan yang dikeluarkan oleh Investing News Network yang mengacu pada data dari United States Geological Survey (USGS).
Menanggapi hal ini, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, memberikan penjelasan mengenai kondisi produksi dan dinamika pasar emas saat ini.
BACA JUGA:Top 3: Daftar Bank Sentral yang Borong dan Jual Emas Terbanyak di Dunia
BACA JUGA:Indonesia Punya Banyak Gunung Emas, Bisa Jadi Pemain Dunia?
BACA JUGA:Selain Uang, Pemerintah Untung Gede dari Gunung Emas di Indonesia
Baca Juga
-
Infografis Harta Karun Gunung Emas di Indonesia dan 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia
-
Harga Emas Berhenti Cetak Rekor Termahal Dampak Investor Cairkan Keuntungan
-
Berapa Besar Porsi Emas di Portofolio Investasi saat Perang Dagang? Ini Rekomendasinya
Menurut Dilo, produksi emas Indonesia melalui MIND ID saat ini berkisar di angka 130 ton per tahun. Meski demikian, permintaan dalam negeri juga terus mengalami pertumbuhan signifikan.
Sekarang kira-kira produksinya kita itu 130 ton per tahun, kira-kira ya, gue nggak tahu persisnya gimana. Tapi market-nya, demand-nya kita ini, grow dari 70 ton ke 100 ton, kata Dilo dalam Ngobrol Eksklusif di Graha CIMB Niaga, Kamis (17/4/2025).
Tantangan Hilirisasi
Namun, Dilo mengakui bahwa meskipun Indonesia mampu memproduksi emas dalam jumlah besar, saat ini masih terdapat tantangan di sisi produksi yang membuat Indonesia tetap melakukan impor emas.
Nah, memang sebagian dari orang berinvestasi untuk upstream, ini kan pasti butuh—harus sudah ada jaminan siapa yang mau offtake gitu, jadi dia memang sudah ada offtake yang memang nggak ekspor gitu. Hari ini, karena memang kita banyak gangguan dari sisi produksinya, kita masih impor, jelasnya.