Jakarta – Harga emas masih terjebak dalam pola konsolidasi di kisaran harga USD 2.600 per ons hingga USD 2.700 per ons. Saat ini, harga emas masih menunggu katalis yang bisa mendorong pergerakan selanjutnya.
Logam mulia belum bisa menemukan arah yang jelas pada perdagangan Jumat menyusul laporan ketenagakerjaan bulan November. Ekonomi AS berhasil menciptakan 227.000 pekerjaan bulan lalu, sedikit mengalahkan perkiraan ekonom. Pada saat yang sama, upah tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan.
BACA JUGA: Pemerintah Bidik KEK Gresik Produksi 60 Ton Emas per Tahun
BACA JUGA: Harga Emas Antam Turun Tipis Awali Pekan, Tengok Rinciannya
BACA JUGA: Bernstein Sebut Bitcoin Bisa Gantikan Emas Sebagai Objek Investasi
BACA JUGA: Harga Emas Antam 8 Desember 2024, Naik atau Turun?
Baca Juga
-
Diborong China, Harga Emas Cetak Rekor
-
OJK Sebut Bulion Bank Dapat Hemat Devisa Negara
-
Harga Emas Diramal Makin Perkasa Pekan Ini, Tembus Level Segini
Namun, penurunan tingkat partisipasi mendorong tingkat pengangguran kembali ke 4,2%.
Menurut ekonom, pasar tenaga kerja tetap cukup tangguh, meski mulai melambat. Mereka tidak memperkirakan data ketenagakerjaan terbaru akan memengaruhi rencana Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) untuk memangkas suku bunga akhir bulan ini.
Namun, ada pertanyaan yang berkembang mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral di tahun baru karena inflasi tetap tinggi.
Mereka kemungkinan akan memperlambat laju pemotongan suku bunga pada 2025, kata Kepala Ekonom Comerica Bank Bill Adams dalam sebuah catatan dikutip dari Kitco, Senin (9/12/2024).
Setelah keputusan Desember, Fed kemungkinan akan beralih ke laju pemotongan suku bunga triwulanan dengan pemotongan berikutnya pada Maret dan Juni. Jika pemerintah memberlakukan kebijakan yang mempercepat pertumbuhan, menaikkan harga, dan atau memperketat pasar kerja pada saat itu, Fed dapat menghentikan sementara pemotongan suku bunga pada paruh kedua tahun 2025. tambah dia.