Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk pertama kali telah menghabiskan lebih dari USD 1 triliun atau sekitar Rp 15.400 triliun (asumsi kurs dolar AS 14.402 terhadap rupiah) tahun ini untuk membayar bunga utang nasionalnya sebesar USD 35,3 triliun, demikian berdasarkan laporan dari Departemen Keuangan.
Dikutip dari CNBC pada Minggu (15/9/2024) Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) mempertahankan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam 23 tahun. Hal ini menyebabkan pemerintah telah mengeluarkan USD 1,049 triliun untuk pembayaran utang, naik 30% dari periode yang sama tahun lalu dan bagian dari proyeksi pembayaran sebesar USD 1,158 triliun untuk setahun penuh.
Dikurangi bunga yang diperoleh pemerintah atas investasinya, pembayaran bunga utang bersih telah mencapai total USD 843 miliar atau sekitar Rp 12.984 triliun, lebih tinggi dari pada kategori lainnya kecuali jaminan sosial dan medicare.
Lonjakan biaya pembayaran utang terjadi saat AS mengalami kekurangan anggaran yang melonjak pada Agustus, mendekati USD 2 triliun untuk setahun penuh.
Dengan satu bulan tersisa dalam tahun fiskal pemerintah federal, kekurangan pada Agustus melonjak sebesar USD 380 miliar, pembalikan dramatis dari surplus USD 89 miliar untuk bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebagian besar disebabkan oleh manuver akuntansi yang melibatkan penghapusan utang mahasiswa.
Hal itu membuat defisit 2024 hanya mendekati USD 1,9 triliun, atau peningkatan 24% dari titik yang sama tahun lalu.
The Fed secara luas diperkirakan menurunkan suku bunga minggu depan, tetapi hanya seperempat poin persentase. Namun, untuk mengantisipasi pergerakan tambahan di bulan-bulan mendatang, imbal hasil Treasury telah jatuh dalam beberapa minggu terakhir.