Jakarta – Bank Indonesia (BI) buka suara terkait rencana menyuntikkan dana sekitar Rp130 triliun guna mendukung program pembangunan 3 juta rumah melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, R. Triwahyono mengatakan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong pembiayaan sektor perumahan rakyat.
Adapun pembelian SBN akan dilakukan melalui dua mekanisme utama, yakni Pasar Perdana, di mana BI akan membeli SBN dengan tenor maksimal 1 tahun langsung dari penerbitan pemerintah.
Pembelian SBN tetap sama jadi artinya kita melakukan pembelian SBN bisa di pasar perdana untuk yang tenor sampai dengan 1 tahun, ujar Triwahyono, dalam Taklimat Media, ditulis Jumat (7/3/2025).
Kemudian, Pasar Sekunder, yakni BI akan membeli SBN dari perbankan, khususnya Surat Utang Negara (SUN), sedangkan untuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) tidak termasuk dalam skema pembelian ini.
Kita membeli di pasar sekunder itu artinya kita sama perbankan, kita beli di bank, jadi kita dengan transaksi dengan perbankan pembelian untuk yang SUN, yang bukan SPN dan SPNS, ujarnya.
Peningkatan KLM untuk Mendukung Pembiayaan Perumahan
Selain pembelian SBN, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, mengatakan BI juga mendukung sektor perumahan rakyat melalui peningkatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dari 4% menjadi 5%.
Terkait dengan dukungan Bank Indonesia untuk public housing di sektor perumahan rakyat, itu yang tadi bagaimana kami sampaikan yang sudah resmi diumumkan adalah dalam bentuk peningkatan KLM dari 4% ke 5%, jelas Juli.