Jakarta – Nilai tukar ripiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Penguatan rupiah ini didorong oleh revisi kebijakan terbaru mengenai Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (SDA).
Pada Kamis (23/1/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi 16.264 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 16.280 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah berkat dorongan ekspektasi stabilitas nilai tukar mata uang tersebut pasca pengumuman revisi kebijakan terbaru Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
“Kebijakan terbaru ini diharapkan dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah karena ada dua perubahan besar, yakni lama penyimpanan DHE SDA dan persentasenya. Pemerintah memutuskan menambah kedua potensi tersebut secara signifikan,” ujarnya dikutip dari Antara.
Masa penempatan DHE SDA disebut akan berlangsung selama satu tahun dan persentase DHE yang harus ditempatkan meningkat jadi 100 persen. Hal ini berpotensi menambah cadangan devisa Indonesia lebih dari 90 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pada hari ini, yield Surat Berharga Negara (SBN) ikut turun mengikuti tren apresiasi rupiah. Volume perdagangan obligasi pemerintah pada Rabu (22/1) menurun jadi Rp 16,92 triliun dari Rp 38,99 triliun pada Selasa (21/1).
Kepemilikan asing pada obligasi rupiah juga menurun Rp 520 miliar menjadi Rp 867 triliun atau 14,29 persen dari total per dua hari yang lalu.
“USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang Rp16.250-Rp16.350 pada perdagangan hari ini,” ungkap Josua.