Jakarta – Rupiah kembali mengalami pelemahan di awal pekan Senin, 21 Oktober 2024. Rupiah ditutup melemah 22,5 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 25 poin di level Rp 15.503,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.481.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.490 – Rp 15.580,” ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Senin (21/10/2024).
Pelemahan rupiah terjadi menyusul pengumuman sususan kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ibrahim menyoroti besaran kabinet Prabowo yang lebih besar dibandingkan Jokowi. Menurutnya, keputusan tersebut membuat pasar merespons negatif.
“Bahkan, jumlah Kabinet Merah Putih ini terbanyak di Asia Pasifik, bahkan bisa jadi terbanyak di dunia dengan jumlah menteri dan wakil menteri mencapai 105. Sedangkan rata-rata jumlah menteri di Negara Asia Pasifik sebanyak 22 menteri saja,” paparnya.
“Pasar memperkirakan, banyak menteri atau wamen yang kemungkinan tidak akan berumur panjang, karena masih banyak calon menteri dan wamen yang mengantri dari partai politik pendukung,” katanya.
Pelemahan rupiah juga terjadi setelah peluang calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump kembali memenangkan Pemilu.
Ibrahim menyebut, seruan itu muncul karena pemilihan umum AS, yang tinggal dua pekan lagi, masih terlalu dekat untuk diprediksi, meskipun Trump telah memperoleh dukungan dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang memiliki keunggulan tipis atas Wakil Presiden Kamala Harris dalam beberapa jajak pendapat.
Selain itu, Konflik Timur Tengah tetap menjadi fokus, meningkat selama akhir pekan karena Israel terus melancarkan serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah, masing-masing di Gaza dan Lebanon. Adapun, Bank Rakyat China memangkas suku bunga acuan pinjaman sedikit lebih dari yang diharapkan.