Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah tengah berkonsolidasi seiring pasar menantikan rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Pada Senin (2/9/2024), nilai tukar rupiah dibuka turun 65 poin atau 0,42 persen menjadi 15.520 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.455 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terlihat tidak bergerak terlalu jauh terhadap dolar AS, masih berkonsolidasi, kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Ariston menuturkan pekan ini, pelaku pasar akan menantikan data baru yaitu data tenaga kerja AS sebagai pertimbangan untuk menentukan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan.
Data tenaga kerja yang memburuk bisa menaikkan peluang pemangkasan lagi atau bahkan menaikkan ekspektasi pemangkasan yang lebih besar.
Di sisi lain, indeks dolar AS terlihat sedikit menguat karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS yang lebih besar yaitu 50 basis poin, berkurang. Tapi hal itu tidak menurunkan ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS akan segera memangkas suku bunga acuannya.
Penurunan ekspektasi pemangkasan yang lebih besar karena data ekonomi AS pekan lalu yaitu data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal II-2024 dan indikator inflasi AS, PCE Price Index, tidak menunjukkan penurunan.
Ariston mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah 15.500 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.430 per dolar AS.