Jakarta – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menggelar konferensi pers hari ini untuk menjelaskan situasi sistem keuangan Indonesia di Kuartal IV 2024. KSSK berisikan Menteri Keuangan (Menkeu), Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebagai ketua KSSK menjelaskan, kinerja nilai tukar rupiah masih baik jika dibandingkan dengan mata uang beberapa negara tetangga. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) memang melemah di akhir 2024 dan tembus level 16.000 per dolar AS di awal 2025 hingga saat ini.
Dari sisi nilai tukar rupiah, tetap terkendali di tengah ketidakpastian global yang tinggi Ini tentu didukung oleh kebijakan stabilisasi dari Bank Indonesia, kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Sri Mulyani mencatat, nilai tukar rupiah bertengger pada level Rp 16.095 per dolar AS hingga akhir 2024. Dengan ini, mata uang garuda melemah sebesar 4,34 persen secara point to point.
Dari data tersebut, Sri Mulyani mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan Won Korea Selatan hingga Yen Jepang.
Kalau kita bandingkan dengan mata uang negara-negara lain seperti Korea Won, Meksiko dengan peso-nya, Brazil dengan Real, Jepang dengan Japanese Yen, dan Turki dengan Lira maka perkembangan rupiah meskipun tadi mengalami depresiasi 4,34 point to point masih lebih baik, ujarnya.
Di Awal 2025
Untuk awal 2025, Sri Mulyani mencatat nilai tukar rupiah melemah 1,14 persen hingga 23 Januari. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah ini masih lebih baik dibandingkan akhir 2024.
Nilai tukar rupiah kita menguat terhadap mata uang kelompok negara maju di luar dolar Amerika, dan nilai tukar rupiah kita relatif stabil terhadap mata uang kelompok negara-negara berkembang, bebernya.
Hal ini sejalan dengan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia, didukung oleh aliran masuk modal asing yang masih berlanjut. Selanjutnya, Dari imbal hasil instrumen keuangan domestik masih dianggap cukup menarik dan juga prospek perekonomian Indonesia yang juga tetap resilien dan baik
Untuk cadangan devisa kita pada posisi akhir Desember 2025, tercatat tinggi yaitu sebesar USD 155,7 miliar. Ini artinya setara dengan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan import plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com