Jakarta – Harga emas dunia perkasa setelah The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga sebesar 50 basis point (bps).
Harga emas spot memulai pekan terakhir September 2024 diperdagangkan pada USD 2.620,93 sebelum menetapkan triple top jangka pendek pada USD 2.630 per ounce.Lantas bagaimana potensi pergerakan emas pekan ini dan sepanjang pekan pertama Oktober 2024?
BACA JUGA: Harga Emas Antam Masih Stabil Hari Ini Minggu 29 September 2024
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini 28 September 2024
BACA JUGA: Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Apakah Ini Tanda Resesi?
BACA JUGA: Siap-siap, Harga Emas Dunia Bisa Tembus USD 2.700
BACA JUGA: Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini 27 September 2024, Tengok Daftar Lengkapnya
Baca Juga
-
Harga Emas Batangan Terkoreksi, Peluang Beli?
-
Harga Emas Antam Lebih Mahal Rp 3.000 Hari Ini 30 September 2024, Tengok Daftar Lengkapnya
-
Daftar Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 29 September 2024
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru memperlihatkan para pakar industri sama-sama berimbang antara kenaikan lebih lanjut dan penurunan harga emas dalam waktu dekat. Sementara itu investor ritel tetap positif tetapi lebih menahan diri terhadap potensi kenaikan emas minggu depan.
Analis pasar senior di Barchart.com, Darin Newsom mengatakan emas berpotensi mengalami kenaikan pekan depan. Menurutnya, pasar yang sedang tren akan tetap berada dalam tren tersebut hingga ditindaklanjuti oleh kekuatan luar.
“Kekuatan luar tersebut biasanya adalah aktivitas investor, dan mengingat potensi kekacauan global hanya akan meningkat selama bulan depan, investor tidak mungkin mengubah pikiran mereka terhadap emas sebagai pasar safe haven,” kata Newsom, dikutip dari Kitco, Senin (30/9/2024).
Kemudian kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan emas akan diperdagangkan lebih rendah karena reli yang terjadi pekan ini hanya dampak dari Fear of Missing Out (FOMO).
Saya melihatnya lebih rendah karena saya yakin reli berjalan karena asap dari FOMO dan pedagang yang mengejar momentum menggunakan derivatif, jelasnya.
Hansen menambahkan, dalam jangka pendek, permintaan fisik kemungkinan akan mengering hingga investor beradaptasi dengan tingkat harga yang baru dan lebih tinggi ini.