Jakarta – Harga emas melemah pada perdagangan hari Senin setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa di angka USD 2.500 per ons pada sesi perdagangan sebelumnya.
Harga emas melemah karena investor merealisasikan keuntungannya setelah mencetak rekor dan bersiap-siap untuk meneliti isyarat lebih lanjut dari Federal Reserve AS (the Fed) atau Bank Sentral AS dan juga perkembangan di Timur Tengah.
BACA JUGA: Bagaimana Potensi Gerak Harga Emas Pekan Ini Usai Sentuh Rekor?
BACA JUGA: Tengok Daftar Lengkap Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 18 Agustus 2024
BACA JUGA: Harga Emas Antam Stabil Hari Ini 18 Agustus 2024, Cek Daftar Lengkapnya
Baca Juga
-
Link Daftar dan Syarat Dapat Sertifikasi SNI Produk Emas
-
Harga Emas Antam Hari Ini 20 Agustus 2024, Cuma Naik Tipis
-
Cek Harga Emas Antam di Awal Pekan, 19 Agustus 2024
Mengutip CNBC, Selasa (20/8/2024), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.501,74 per ons, lebih rendah dari rekor tertinggi USD 2.509,65 per ons yang dicetak pada hari Jumat.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.541,30 per ons.
Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif High Ridge Futures David Meger menjelaskan, dirinya tidak akan terkejut melihat beberapa konsolidasi atau penarikan kembali di pasar emas.
Karena para pedagang mungkin kecewa jika Fed hanya mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 0,25 basis poin dan tidak mengisyaratkan kemungkinan penurunan yang lebih besar sebesar 0,50 basis poin, jelas dia.
Menurut CME FedWatch Tool, para analis dan ekonom melihat peluang sebesar 77,5% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
Fokus akan beralih ke risalah rapat kebijakan terakhir Fed pada hari Rabu dan pidato Ketua Jerome Powell pada simposium ekonomi di Jackson Hole pada hari Jumat.
Menurut analis teknikal salah satu media ternama di AS Wang Tao, harga emas dunia mungkin jatuh ke kisaran USD 2.479-USD 2.487 setelah gagal menembus resistance di USD 2.507.