Jakarta Nilai tukar rupiah kembali menguat memasuki Agustus, Kamis 1 Agustus 2024. Pada akhir Juli kemarin rupiah juga mampu berada di zona hijau.
Rupiah ditutup menguat 23 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Kamis sore (1/8/2024), walaupun sebelumnya sempat menguat 45 poin. Rupiah ditutup di level 16.237 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 16.260 per dolar AS.
Sedangkan untuk perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang 16.180 – 16.260, ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis dikutip Kamis (1/8/2024).
Penguatan rupiah terjadi selama dua hari berturut-turut menyusul tewasnya Kepala Hamas Ismail Haniyeh di Iran, saat ketegangan di Timur Tengah belum menunjukkan peredaan. Pada perdagangan Rabu 31 Juli 2024, Rupiah ditutup menguat 40 poin terhadap USD.
Ketua Federal Reserve atau Bank Sentral AS, Jerome Powell mengisyaratkan bahwa suku bunga dapat dipangkas paling cepat pada bulan September mendatang, jika inflasi negara itu tetap sesuai dengan ekspektasi.
Dalam sebuah konferensi pers setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, Powell membangkitkan harapan investor untuk pemotongan suku bunga pada bulan September. Dia menyatakan bahwa para pembuat kebijakan semakin yakin inflasi AS terus mendekati target 2%.
Sementara itu, di Asia, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda mengatakan bahwa pihaknya akan terus menaikkan suku bunga setelah kenaikan 15 basis poin pada hari Rabu, terutama jika ekonomi dan inflasi terus membaik sejalan dengan prospek bank sentral Jepang.
Namun, komentar Ueda, yang muncul setelah pasar tutup, mengindikasikan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mengakhiri langkah-langkah stimulus selama beberapa dekade lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Suku bunga acuan jangka pendek BOJ berada di sekitar 0,25% setelah kenaikan pada hari Rabu, Ibrahim menyoroti.