Jakarta – Harga emas diperdagangkan dalam kisaran sempit di sekitar USD 2.650 pada Kamis 6 Desember 2024. Hal ini menandakan keraguan di kalangan investor menjelang rilis data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) bulan November pada hari ini.
Ketidakpastian ini terjadi di tengah ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) pada pertemuan kebijakan moneter 18 Desember.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini 6 Desember 2024 Terpangkas Rp 8.000 per Gram, Cek Rinciannya di Sini
BACA JUGA: Harga Emas Melemah Tersengat Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Baca Juga
-
Harga Emas Melesat Usai Rilis Data Tenaga Kerja AS
-
Bos The Fed: Bitcoin Lebih Mirip Emas Dibandingkan Dolar AS
-
Sambut Natal, Antam Hadirkan Emas Batangan Gift Series Christmas Eve
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan bahwa tren bearish kembali mendominasi pergerakan harga emas. Oleh sebab itu, harga emas hari ini memiliki potensi turun hingga USD 2.606 sebagai target pertama.
Namun, jika harga berhasil rebound, kenaikan diperkirakan akan mencapai level USD 2.626 sebagai target terdekatnya, jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12/2024).
Faktor utama yang menekan harga emas adalah penguatan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang naik ke 4,21%. Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY), meski sedikit melemah ke 106,20, tetap memberikan tekanan pada logam mulia ini. Harga emas juga mencatatkan penurunan ke level terendah dua minggu di USD 2.614 pada hari Jumat ini.
Data NFP yang akan dirilis hari ini, sangat dinantikan oleh para pelaku pasar karena dapat menjadi penentu langkah kebijakan The Fed. Saat ini, pasar memprediksi kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%-4,50%.
Ekspektasi ini muncul di tengah data pasar tenaga kerja yang menunjukkan kenaikan klaim awal tunjangan pengangguran menjadi 224.000 pada pekan terakhir November, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 215.000.
Para ekonom memperkirakan AS akan menambah sekitar 200 ribu pekerjaan baru pada November, jauh lebih tinggi dibandingkan hanya 12 ribu pekerjaan pada Oktober yang terdampak badai. Tingkat pengangguran juga diprediksi meningkat dari 4,1% menjadi 4,2%.