Jakarta – Harga emas dunia mengalami koreksi setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 3.004 per troy ons pada perdagangan Sabtu (15/3/2025), sebelum turun ke level USD 2.982 dengan penurunan harian sebesar 0,21%.
Pada perdagangan hari Senin (17/3/2025), harga emas dunia tetap kuat di dekat USD 2.985 setelah turun dari rekor tertinggi USD 3.005 selama sesi Asia awal. Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan pelemahan Dolar AS menjadi faktor utama yang mendorong volatilitas harga emas.
BACA JUGA: Harga Emas Bisa Tembus Segini di Pertengahan Maret 2025, Siap-Siap!
BACA JUGA: Jangan Salah! Segini Kadar Karat Emas yang Diakui Standar Nasional Indonesia
BACA JUGA: Jelang Lebaran 2025, Pasar Emas Cikini Diserbu Pembeli
Baca Juga
-
Amankan Hartamu! Panduan Lengkap Menabung Emas di Rumah dan Bank
-
Investasi Emas: Lebih Untung Beli Tunai atau Kredit?
-
Harga Emas Antam Lebih Mahal Rp 2.000 Hari Ini 17 Maret 2025, Cek Rinciannya
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, emas masih berpotensi untuk kembali menguji level psikologis USD 3.000 pada perdagangan hari ini. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan terjadi reversal, emas bisa turun lebih lanjut hingga mencapai USD 2.978 sebagai target terdekat.
Kondisi pasar akan sangat bergantung pada data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, terutama laporan Penjualan Ritel untuk bulan Februari, yang dapat mempengaruhi pergerakan Dolar AS dan, secara tidak langsung, harga emas, jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).
Dolar AS yang lebih lemah akibat data ekonomi yang kurang memuaskan turut memberikan dukungan bagi harga emas. Indeks Sentimen Konsumen University of Michigan terbaru menunjukkan penurunan ke level 57,9, terendah sejak November 2022, dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 63,1. Pelemahan ini menambah tekanan pada dolar AS, yang berkontribusi terhadap stabilitas emas di sekitar USD 2.985.
Selain itu, ketidakpastian terkait perang dagang AS dengan beberapa mitra utama juga menjadi faktor pendorong permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas, jelas Andy.Â