Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat layanan Cash Management System (CMS) yang bernama Muamalat Digital Integrated Access (Madina) mengalami kenaikan dua digit dari sisi volume, pengguna, maupun jumlah transaksi. Tercatat, volume transaksi Madina tembus Rp 55 triliun di akhir 2024, naik 13% dibandingkan akhir 2023.
Direktur Bank Muamalat Karno mengatakan, kenaikan ini didorong oleh jumlah pengguna Madina yang meningkat menjadi lebih dari 12.200 pengguna pada akhir 2024 atau tumbuh 24% secara year on year (yoy). Setali tiga uang, frekuensi transaksi Madina pada periode yang sama juga mengalami lonjakan hingga 34% menjadi 1,8 juta transaksi.
Baca Juga
-
Nasabah Bank Muamalat Sekarang Bisa Tarik Tunai di 4.800 Kantor Pos
-
Sabet Penghargaan, Baitulmal Muamalat Jadikan Pelecut Semangat Dakwah
-
Bank Muamalat Ganti Dirut, Ini Sosok yang Baru
“Alhamdulillah, rata-rata pertumbuhan kinerja Madina pada tahun lalu berhasil mencapai dua digit. Hasil positif ini menjadi bukti suksesnya strategi yang kami implementasikan, antara lain menjalin lebih dari 2.200 kesepakatan dengan berbagai institusi serta beragam program reward dan aktivasi lainnya,” kata Karno dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1/2025).
Berkat kesepakatan baru yang terjalin, layanan Madina berhasil memberikan kontribusi terhadap Current Account Saving Account (CASA) Bank Muamalat hingga lebih dari Rp 1,3 triliun.
Kinerja positif juga terlihat pada layanan Virtual Account (VA) yang terintegrasi dengan Madina. Tercatat, frekuensi transaksi VA pada akhir 2024 menembus 4,2 juta transaksi atau naik 17% secara tahunan. Dengan meningkatnya frekuensi transaksi, volume transaksi VA di pionir bank syariah di Tanah Air ini pun ikut terangkat 21% secara yoy menjadi Rp6,8 triliun.
“Kemitraan yang baik dengan institusi lain menjadi kunci utama di balik moncernya performa Madina. Oleh sebab itu, kami akan terus menjajaki penetrasi pada sektor pendidikan, lembaga pemerintah, rumah sakit, komunitas dan ekosistem muslim, serta lembaga keuangan syariah seperti Bank Pembiayaan Rakyat Syariah,” imbuh Karno.