wmhg.org – JAKARTA. Pergerakan saham di sektor healthcare atau kesehatan mengalami tren penguatan sejak awal tahun. Berdasarkan data statistik bursa pada Kamis (3/10), pergerakan saham healthcare telah melonjak 14,2% secara year to date (ytd). Ini menjadikan indeks sektor kesehatan tertinggi kedua setelah indeks sektor energi.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menerangkan, kenaikan saham kesehatan secara ytd didorong oleh perbaikan kinerja beberapa emiten besar yang tergabung ke dalam sektor ini.
Meski belum merata, sejumlah emiten kesehatan dengan porsi besar terlihat sudah mulai diapresiasi oleh pasar. Selain itu, sentimen di sektor ini juga masih tergolong positif.
Secara prospek emiten-emiten healthcare di periode ini memiliki peluang pertumbuhan yang cukup menarik, kata Miftahul kepada Kontan, Jumat (4/10).
Prospek pertumbuhan yang positif itu didorong oleh salah satunya kenaikan traffic pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan primer di Jakarta sebesar 27% sejak awal tahun. Momentum ini dimanfaatkan oleh beberapa emiten pelayanan kesehatan seperti PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dengan menambah kapasitas sebesar 16,3% secara year on year (yoy) menjadi 7.700 tempat tidur.
Emiten kesehatan lainnya seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) melakukan groundbreaking dua rumah sakit dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang menargetkan pembukaan rumah sakit baru sebanyak 1-2 di tahun ini.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan pergerakan saham di sektor healthcare yang melonjak sebesar 14,2% secara ytd dapat dilihat dari beberapa faktor kunci.
Pertama, program pemeriksaan kesehatan gratis yang direncanakan oleh pemerintahan Prabowo Subianto akan memberikan dampak positif signifikan bagi industri kesehatan.
Dengan target 220 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses layanan kesehatan mulai 2025 hingga 2029, perusahaan-perusahaan dalam sektor ini diharapkan dapat meraih peningkatan pendapatan dan profitabilitas.
Inisiatif pemerintah ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat, tetapi juga mendorong permintaan untuk produk dan layanan kesehatan, ujar Hendra kepada Kontan, Jumat (4/10).
Kedua, melemahnya nilai dolar Amerika Serikat (AS) turut memberikan dampak positif bagi sektor ini. Penurunan nilai dolar AS membuat biaya bahan baku obat dan produk kesehatan lainnya menjadi lebih murah. Hal ini berpotensi meningkatkan margin keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor healthcare.
Sentimen pasar yang mendukung juga berperan penting. Dengan adanya program pemerintah dan penurunan biaya bahan baku, investor cenderung lebih optimistis terhadap prospek sektor kesehatan, sehingga meningkatkan permintaan saham di sektor ini, ujarnya.
Menurutnya, prospek kinerja dan saham sektor healthcare hingga akhir tahun 2024 terlihat positif. Dengan adanya langkah-langkah proaktif dari pemerintah dan perbaikan dalam biaya produksi, diharapkan perusahaan-perusahaan di sektor ini akan terus mencatatkan pertumbuhan yang solid.
Hendra merekomendasikan untuk buy saham MIKA, TSPC dan PYFA dengan target harga Rp 3.300, Rp 2.800 dan Rp 306 per saham. Selain itu, SILO juga bisa dicermati dengan target harga Rp 3.450 per saham.
Sementara itu, Miftahul merekomendasikan untuk trading buy saham HEAL dan MIKA masing-masing dengan target harga Rp 1.555 dan Rp 3.310 per saham.