wmhg.org – JAKARTA. Sepanjang tahun 2024, industri otomotif Tanah Air diramaikan dengan total tujuh pameran besar yang sebagian besar berlangsung di semester kedua.
Beberapa di antaranya adalah Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series yang digelar di empat kota besar pada Juli-Oktober dan GJAW (Gaikindo Jakarta Auto Week) yang baru saja berakhir pada 1 Desember.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto menilai secara umum pameran otomotif mampu memacu penjualan. Ia juga mengklaim penjualan ritel bulanan pada semester II tahun ini menunjukkan tren yang sedikit lebih baik dibandingkan semester I.
Sebagai informasi, pada semester II tahun ini, meskipun belum tutup buku namun tren penjualan bulanan retail sedikit lebih baik dibandingkan semester pertama, kata Boy kepada Kontan, Jumat (6/12).
Boy mengungkapkan bahwa lini bisnis otomotif yang mencakup kendaraan roda empat, roda dua dan komponen, menyumbang sepertiga dari total laba Astra.
Meskipun pasar mobil mencatat penurunan dalam sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun penjualan sepeda motor merek Honda dari Astra tetap tumbuh.
Selain itu, bisnis komponen grup melalui Astra Otoparts juga mencatatkan peningkatan laba bersih selama periode tersebut.
Sebagai informasi, Astra mencatatkan laba bersih dari divisi otomotif sebesar Rp 8,49 triliun per kuartal III 2024, turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 9,16 triliun.
Kemudian, Boy menegaskan di tengah persaingan ketat di pasar otomotif seperti masuknya produsen merek mobil asal China dan melemahnya daya beli masyarakat, pangsa pasar Astra tetap bertahan di level yang solid yakni sekitar 56-57%.
Astra yakin dengan dukungan ekosistem otomotif kami dan layanan purna jual yang tersebar luas serta produk-produk yang terus dikembangkan ke depan baik ICE, HEV maupun BEV dapat memenuhi kebutuhan pasar dan menjadi pilihan utama solusi mobilitas masyarakat, jelasnya.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan padatnya pameran otomotif di semester kedua 2024, seperti GIIAS The Series dan GJAW memberikan dorongan positif bagi kinerja Astra International (ASII). Sederet pameran yang digelar meningkatkan minat konsumen melalui promosi besar-besaran, peluncuran model baru, serta berbagai program diskon dan pembiayaan.
Sebagai pemimpin pasar otomotif, lanjutnya, ASII diuntungkan oleh peningkatan penjualan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, khususnya di kuartal IV.
Sentimen ini juga tercermin pada pergerakan saham ASII yang cenderung menguat, dengan optimisme pasar terhadap capaian penjualan yang solid hingga akhir tahun.
Selain itu, Hendra juga menyoroti sejumlah merek mobil asal China, baik berbasis listrik maupun bensin, memang menjadi tantangan bagi ASII karena menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan fitur inovatif. Namun, ASII memiliki keunggulan dari segi kepercayaan konsumen terhadap merek Jepang yang diwakilinya, serta ekosistem layanan purna jual yang luas.
Meski pangsa pasar ASII di segmen tertentu berpotensi tergerus, perusahaan ini terus berinovasi untuk meningkatkan daya saing, termasuk memperluas portofolio kendaraan listrik. Dalam jangka panjang, ASII diperkirakan mampu menjaga dominasi pasar dengan strategi adaptasi terhadap tren dan kebutuhan konsumen.
ASII Chart by TradingView
Melihat fundamental yang kuat dan sentimen positif dari pameran otomotif, Hendra merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 5.500. Momentum koreksi harga dapat dimanfaatkan sebagai peluang akumulasi, terutama menjelang laporan keuangan kuartal IV yang diperkirakan menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Dengan diversifikasi bisnis dan proyeksi penjualan yang solid, ASII tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi investor di sektor otomotif, terang Hendra.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menuturkan pameran otomotif besar seperti GIIAS dan GJAW 2024 memberikan dorongan positif bagi penjualan kendaraan Astra International (ASII), terutama di semester kedua.
Pameran ini meningkatkan eksposur produk Astra ke konsumen, baik untuk kendaraan konvensional maupun mobil listrik, ujar Miftahul kepada Kontan, Jumat (6/12).
Meski daya beli masyarakat masih menjadi tantangan, pameran ini berhasil menopang target penjualan ASII di tengah persaingan pasar otomotif yang ketat.
Pergerakan saham ASII cenderung mendapat sentimen positif jangka pendek dari hasil pameran ini, meski belum terlihat lonjakan signifikan karena market masih cenderung wait and see.
Miftahul menilai ASII memiliki prospek jangka panjang yang stabil, didukung oleh diversifikasi bisnis di sektor otomotif, alat berat, dan jasa keuangan. Transisi ke kendaraan listrik (EV) menjadi sentimen utama, mengingat dukungan pemerintah terhadap elektrifikasi kendaraan.
Lebih lanjut, ia juga berpendapat kehadiran mobil China yang kompetitif memberikan tekanan pada ASII. Namun, jaringan distribusi yang luas dan reputasi kuat Astra menjadi keunggulan. Adaptasi cepat pada segmen EV dan diversifikasi produk diperlukan untuk menghadapi persaingan.
Miftahul merekomendasikan untuk buy on breakout saham ASII di target harga Rp 5.400 per saham.