wmhg.org – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Generasi Z atau Gen-Z masih banyak yang belum paham atau literasi pada produk jasa keuangan.
Hal ini senada dengan hasil riset kredit Karma pada 2018 lalu di mana ditemukan bahwa sebanyak 39 persen Gen-Z memiliki utang untuk mengikuti tren dalam komunitasnya.
Sedangkan berdasarkan riset IDN yang bernama Research Institute pada 2019, alokasi tabungan dari pendapatan pada Gen-Z hanya 10,17 persen. Ini menekankan bahwa mereka juga minim investasi, meski secara umum mereka dianggap mengerti tentang pengetahuan menabung.
Co-Founder Tumbuh Makna, Benny Sufami membeberkan, sejumlah tips penting agar Gen-Z dapat mengelola keuangan dengan benar, yakni melalui membangun kebiasaan finansial yang sehat, dan menghindari risiko kerugian di masa depan.
Keberhasilan finansial tidak datang dalam semalam, melainkan melalui kebiasaan yang dibentuk secara konsisten, seperti menabung, mengelola pengeluaran, dan merencanakan keuangan dengan disiplin. Kebiasaan yang sehat akan menjadi fondasi kuat bagi kestabilan keuangan di masa mendatang, kata dia, seperti dikutip, Juma (15/11/2024).
Benny menekankan bahwa memiliki anggaran atau budgeting yang jelas adalah kunci menuju kebebasan finansial, sekaligus pentingnya pemahaman terhadap investasi. Ia mencatat banyak investor muda yang sering kali mengalami kerugian karena terjebak dalam tren investasi tanpa mempertimbangkan profil risiko pribadi.
Banyak yang ikut-ikutan membeli saham hanya karena melihat orang lain melakukannya,” ungkapnya.
Benny mengingatkan bahwa setiap individu memiliki toleransi risiko yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan jenis investasi dengan profil risiko masing-masing agar terhindar dari kerugian besar.
Menurutnya, pemahaman risiko sebelum berinvestasi adalah hal krusial agar keputusan yang diambil lebih cerdas dan minim risiko.
Pastikan kamu memahami dengan jelas apa saja risiko yang terlibat,” jelas Benny.
Selain itu, ia mengimbau agar setiap keputusan keuangan selalu didasarkan pada prinsip-prinsip yang legal dan logis.
Mindset yang perlu ditanamkan bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi juga bagaimana mengelolanya dengan tepat dan bijaksana. Pastikan setiap langkah finansial yang diambil mematuhi aturan yang berlaku dan tidak tergoda oleh iming-iming keuntungan instan, pungkasnya.