wmhg.org – JAKARTA. Meningkatnya mobilitas pasca pandemi Covid-19 dan jumlah tingkat kendaraan mendorong peluang pertumbuhan kembali terhadap bisnis turunannya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) untuk mendorong pertumbuhan bisnis.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 2009 ini bergerak pada bidang industri komponen otomotif. Adapun entitas induk langsung dan terakhir PART adalah PT Cipta Investama Lancar.
Direktur PART Tjoeng Rino Saputra alias Ayung menuturkan bahwa Cipta Perdana berawal dari industri rumahan hanya dengan empat karyawan pada lebih dari 15 tahun lalu.Berkat tekad dan kerja keras founder, saat ini kami menjadi salah satu produsen pembuat komponen part untuk otomotif, elektronik dan sanitasi di Tanah Air, ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8).
Alhasil, nama-nama besar seperti Yayasan Dharma Bakti Astra, Panasonic, PT Mesin Isuzu Indonesia, dan PT Surya Toto Indonesia Tbk telah menjadi mitra bisnis PART. Saat ini, kata Ayung, PART memiliki dua pabrik yang berlokasi di Tangerang dan Bekasi.
Pihaknnya menyadari bahwa persaingan dalam bisnis sejenis ketat. Namun, Cipta Perdana optimistis mampu bersaing, menilik perjalanan yang tak singkat.
Yang membedakan kami dengan perusahaan sejenis di posisi kami (second tier) adalah kami memiliki sarana dan prasarana mesin, dan alat ukur yang lebih baik dan lebih banyak kuantitasnya, sebutnya.
Hal tersebut yang mendorong Cipta Perdana melakukan initial public offering (IPO). PART go public dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Juli lalu.
Dalam aksi korporasi itu, PART menawarkan maksimal 680 juta saham biasa. Saham tersebut mewakili 25% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran dibanderol Rp 105 per saham. Dus, PART meraih dana segar sebesar Rp 71,4 miliar.
Saham PART dikuasai oleh PT Cipta Investama Lancar yang juga menjadi pengendali, dengan porsi 55%. Lalu dipegang Hamim sebesar 10%, Nenden Widiastuti sebesar 8%, dan Syamsiah sebesar 2%. Sisanya, saham PART dimiliki oleh masyarakat sebesar 25%.
PART akan menggunakan sekitar 54,39% dana IPO untuk belanja modal dalam rangka ekspansi bisnis, yaitu dengan total 92 items moulding. Antara lain, namun tidak terbatas, seperti jig inspection, bracket master, plate, holder handle, equilizer, lever comp, spring pad, retainer, defflector, dan berbagai macam jenis sparepart lainnya.
Cipta Perdana akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja, yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, termasuk pembelian material dan sub-material untuk kebutuhan produksi.
PART juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 680 juta Waran Seri I atau sebanyak-banyaknya 33,33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pendaftaran. Rasio waran tersebut sebesar 1:1 dari saham IPO.
Harga pelaksanaan waran seri I adalah sebesar Rp 105 hingga Rp 110, alhasil dana segar yang dikantongi PART dari penerbitan waran adalah maksimal sebesar Rp 74,8 miliar. Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja.
Karena kami berkomitmen untuk selalu menjaga QCD (Quality, Cost, Delivery) dan berkomitmen untuk melakukan pengembangan di semua sektor, termasuk sumber daya manusia sehingga kepuasan pelanggan dapat tercapai dengan baik, paparnya.
PART Chart by TradingView
Karenanya, saat ini fokus Cipta Perdana untuk meningkatkan kapasitas produksi pabriknya. Ia menjabarkan, kapasitas ruang pabrik yang terpakai di Tangerang saat ini baru 60%-65% dari jumlah mesin, dan di Bekasi sekitar 75% dari total jumlah mesin produksi.
Cipta Perdana menargetkan tahun ini kapasitas pabriknya naik sebesar 10%-15%. Lalu di tahun 2025 kami targetkan menjadi 85%-90%, katanya.
Beriringana, PART mematok pertumbuhan pendapatan sebesar 10% di 2024. Lalu, Cipta Perdana juga membidik margin laba bersih atawa net profit margin (NPM) di tahun 2024 sekitar 11%-15%.
Target pertumbuhan itu, kata Ayung didorong oleh potensi pertambahan produksi dan perjanjian kerja sama yang sudah berlangsung di tahun ini. Cipta Perdana menyebut telah menggenggam pesanan dengan tambahan nilai Rp 4 miliar per bulan dari 45 pelanggan domestik.
Dengan penambahan mesin, order tersebut tinggal dijalankan dan bisa menambah produksi juga,” katanya saat IPO di BEI.
Selain itu, PART juga tengah berupaya menjalin kerja sama dengan sekitar 15 klien dengan total nilai Rp 27 miliar. Ia menyebut, saat ini semua klien berasal dari dalam negeri.
Sampai dengan semester I 2024, PART telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp 137,12 miliar. Realisasi itu tumbuh 8,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 125,89 miliar.
PART mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,3 miliar hingga Juni 2024. Capaian itu tumbuh 3,87% dari Juni 2023 sebesar Rp 7,99 miliar.
Ayung juga mengatakan bahwa Cipta Perdana tengah bersiap untuk ekspansi jangka panjang. PART tengah melakukan pengembangan system ISO IATF sebagai salah satu syarat untuk pembuatan komponen part roda empat.
Sebab, Cipta Perdana memiliki lahan seluas 8.000 meter persegi (m2) yang belum dibangun. Rencananya lahan tersebut akan digunakan untuk memproduksi komponen part untuk otomotif roda empat, baik untuk passenger car ataupun untuk commercial car (truck), jelasnya.
Namun, Ayung belum membeberkan terkait rencana pendanaan ekspansi tersebut. Belum ada perencanaan, tetapi sepertinya dari perbankan, imbuhnya.