Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah ini lebih disebabkan oleh sentimen dari luar negeri dan bukan karena pelantikan tiga wakil menteri baru pada Kamis kemarin.
Rupiah turun dipengaruhi ketidakpastian mengenai pemilu AS yang terus berlanjut sehingga memberikan penguatan kepada dolar AS.
Pada Jumat (19/7/2024) pagi, nilai tukar rupiah dibuka melemah 59 poin atau 0,36 persen menjadi 16.214 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.155 per dolar AS.
Ketidakpastian mengenai pemilu AS terus berlanjut selama sesi AS, mendorong dolar AS dan imbal hasil US Treasury lebih tinggi, kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari Antara.
Penguatan dolar AS juga didukung oleh sentimen dari Eropa dan Jepang. European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 4,25 persen pada pertemuan Juli 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga kebijakan pada tanggal September 2024 terbuka lebar, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi pada 2024.
Pernyataannya membuat euro melemah terhadap dolar AS, dan ditutup lebih rendah 0,38 persen hingga 1,09. yen Jepang menjadi salah satu mata uang utama terlemah, terutama karena tingginya permintaan dolar AS di Jepang.
Yen Jepang melemah 0,75 persen menjadi 157,37. Sementara rupiah berada di bawah tekanan selama sesi perdagangan Kamis, didorong oleh beralihnya investor ke aset-aset pasar negara berkembang lainnya.
Filipina memberikan sinyal yang lebih jelas untuk segera menurunkan suku bunga kebijakannya, sehingga membuat aset obligasi mereka relatif lebih menarik.
Volume perdagangan obligasi pemerintah Indonesia pada Kamis tercatat sebesar Rp18 triliun, lebih rendah dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp23,1 triliun.
Josua memperkirakan rupiah akan berada di rentang 16.125 per dolar AS sampai dengan 16.225 per dolar AS pada perdagangan hari ini.