wmhg.org – JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan Euro mendadak menguat secara drastis dalam pencarian Google Finance pada Sabtu (1/2/2025) sore.
Rupiah terlihat berada di level Rp 8.170 per dolar AS dan Rp 8.348 per Euro. Padahal, pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), nilai tukar rupiah di pasar spot justru melemah 0,30% ke Rp 16.305 per dolar AS.
Fenomena ini segera menjadi perbincangan hangat di media sosial dan bahkan menjadi trending topic di platform X (dulu Twitter) dengan kata kunci 1 USD.
Menanggapi hal ini, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memastikan bahwa angka yang ditampilkan Google Finance merupakan kesalahan teknis.
Kesalahan teknis terjadi, dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro, ujar Destry kepada KONTAN, Sabtu (1/2).
Destry membagikan tangkapan layar dari Bloomberg dan Yahoo Finance untuk menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS.
Data Bloomberg mencatat kurs rupiah di level Rp 16.300, sementara Yahoo Finance menunjukkan angka Rp 16.294 per dolar AS.
Bank Indonesia saat ini tengah berkoordinasi dengan Google untuk mengklarifikasi kesalahan tersebut. Tim kami sedang berkomunikasi dengan Google guna meluruskan masalah ini, tambahnya.
Senada, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menegaskan bahwa angka Rp 8.100-an per dolar AS yang muncul di Google bukan nilai tukar yang sesuai.
Data Bank Indonesia mencatat kurs Rp 16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. Kami telah berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk segera melakukan koreksi yang diperlukan, ujarnya.